Detik-detik Terakhir Jenderal Top Iran Sebelum Mobil Yang Ditumpanginya Dirudal Drone AS
Kematian jenderal top Iran Qasem Soleimani masih menjadi sorotan dunia hingga hari ini.
TRIBUNJATENG.COM - Kematian jenderal top Iran Qasem Soleimani masih menjadi sorotan dunia hingga hari ini.
Kata "World War 3" atau "Perang Dunia 3" pun mencuat di dunia maya seiring ketegangan hubungan Iran dan Amerika Serikat setelah kematian Qasem Soleimani.
Pemimpin pasukan al-Quds Iran itu tewas setelah menjadi target serangan udara AS di Bandara Internasional Baghdad, Jumat (3/1/2020), bersama Abu Mahdi al-Muhandis.
• Pagi Ini, Rentetan Ledakan Roket Incar Kedubes AS di Baghdad Irak Pasca-Tewasnya Qassem Soleimani
• Virdika Rizky Utama Mengaku Sempat Diancam Amien Rais saat Tanyakan soal Pelengseran Gus Dur
• PSSI Turun Tangan Selesaikan Masalah Jasmine Sefia Pemain Timnas U16 yang Terancam Putus Sekolah
• King Kobra Garaga Gigit Panji Petualang, Mundur Saat Didatangi 3 Sesepuh Pawang Ular Banyumas Ini
Dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (4/1/2020), berikut saat-saat terakhir Soleimani.
Soleimani dan Muhandis telah lama masuk dalam daftar orang yang paling dicari di Amerika Serikat selama bertahun-tahun.
Keduanya pun menghindari penggunaan teknologi dan mengikuti langkah-langkah keamanan yang ketat untuk menghindari pengintaian AS.
"Ini adalah langkah-langkah keamanan ideal mereka."
"Mereka selalu bepergian tanpa tanggal sebelumnya dan tanpa mengumumkan tujuan mereka, dan mereka menggunakan maskapai reguler," kata seorang pemimpin yang dekat dengan Muhandis kepada MEE.
"Secara keseluruhan, sulit untuk melacak mereka."
"Tetapi Bandara Damaskus dan Baghdad penuh dengan sumber-sumber intelijen pro-Amerika, dan karena ini mereka telah diburu," sambungnya.
Berada di Beirut
Pada Kamis pagi, Soleimani berada di Bandara Damaskus.
Ia tidak bertemu siapa pun di Ibu Kota Suriah dan menuju ke Beirut menggunakan mobil.
Di sana, ia bertemu dengan Sekretaris Jenderal Hezbullah Hassan Nasrallah.
Menurut keterangan pemimpin Hezbullah, tujuan pembicaraan itu adalah mengoordinasikan kerja faksi-faksi bersenjata yang didukung Iran di wilayah tersebut dan mempersiapkan untuk setiap konfrontasi dengan AS.
"Mereka duduk berjam-jam mendiskusikan perkembangan terakhir di Irak, terutama yang berkaitan dengan serangan udara AS yang baru-baru ini terjadi dan serangan terhadap Kedutaan Amerika di Baghdad beberapa hari yang lalu," kata Hassan.
Malam harinya, Soleimani tak lagi berada di Beirut dan kembali ke Damaskus.
Di Bandara Damaskus, Soleimani menaiki penerbangan Cham Wings ke Baghdad bersama penumpang lainnya.
Jadwal keberangkatan diketahui pada pukul 20.20 waktu setempat, tetapi ditunda menjadi pukul 22.28 karena alasan yang tidak diketahui.
Pada waktu bersamaan, Muhandis menerima kabar temannya itu akan segera mendarat di Irak.
Ia hanya diberi catatan singkat yang merinci waktu penerbangan dan kedatangan.
Muhandis kemudian memerintahkan Mohammed Redha, pembantu dekatnya, pergi ke bandara dan mempersiapkan kedatangan tamu istimewanya itu.
Bandara Internasional Baghdad tunduk pada aturan keamanan ketat sejak 2003 dan dikelola perusahaan Ingrris G4S di bawah pengawasan intelejen Irak dan layanan kemanan.
Sementara, pasukan keamanan Irak yang bekerja sama dengan AS bertanggung jawab atas keamanan primeter bandara, wilayah udara, dan jalan-jalan yang menuju ke bandara.
Dicap sebagai orang paling berbahaya di Irak oleh AS, Muhandis, tak pernah menerima siapa pun di bandara, selain Soleimani.
Sebuah sumber menyebutkan, AS telah menerima informasi Soleimani sedang dalam perjalanan ke Baghdad dan orang-orang Muhandis akan menerimanya di bandara.
Menurut data publik Cham Wings, perjalanan dari Damaskus ke Baghdad memakan waktu sekitar 1 jam 5 menit dan mendarat pada pukul 00.32 waktu setempat.
Sesampainya di Baghdad, Soleimani bersama dua rekannya hanya bertemu sejenak dengan Muhandis dan berencana untuk mengadakan pertemuan lanjutan di tempat lain agar tidak mengundang perhatian.
Pejabat keamanan nasional menangani dokumen perjalanan dan mengumpulkan barang bawaan mereka.
Dua mobil yang berisi dua orang penting itu meninggalkan bandara.
Tak lama berselang, serangan rudal mengenai mobil mereka pada pukul 01.45 dini hari waktu setempat.
Tercatat ada tiga rudal yang mengenai dua mobil tersebut.
Keterangan Pihak Berwenang
Butuh waktu beberapa jam untuk mengidentifikasi para korban karena sebagian korban telah sepenuhnya dalam kondisi terbakar.
Namun, mereka dengan mudah mengenali Soleimani berkat cincin besar berwarna merah gelap khasnya di tangan kiri.
"Operasi dilakukan oleh drone."
"Itu sangat signifikan, akurat, dan bukan operasi improvisasi," kata pemimpin Hashd al-Shaabi.
"Informasi yang kami kumpulkan mengungkapkan drone sedang melayang dan menunggu keberangkatan mereka," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Saat-saat Terakhir sebelum Serangan AS Menewaskan Qasem Soleimani...
• Beri Selamat ke Brigjen Pol Abioso, Wali Kota Hendi: Selamat Bertugas, Mas Jenderal
• BREAKING NEWS: Kecelakaan Karambol di Mangkang Semarang, Sopir Pikap: Mobil Ngerem Sendiri
• Soal Hak Asuh Anak Tsania Marwa atalarik Syah telah Melewati 1.037 Hari
• Teddy Dikabarkan Tak Mau Urus Bayi Hasil Pernikahan dengan Lina, Dititipkan Pupung, Sule Siap Asuh