Kelangkaan Beras
Masyarakatnya Terbiasa Pakai Beras Standar, Purbalingga Tak Terdampak Kelangkaan Beras Premium
Masyarakatnya sudah terbiasa mengkonsumsi beras standar, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah tak terdampak kelangkaan beras premium.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA — Masyarakatnya sudah terbiasa mengkonsumsi beras standar, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah tak terdampak kelangkaan beras premium.
Kelangkaan beras premium memang sempat mencuat di berbagai media sosial, dan memicu keluhan masyarakat terkait kenaikan harga beras medium.
Namun hal tersebut justru tidak memberikan pengaruh apa-apa di Purbalingga, karena daya beli masyarakat terhadap beras premium ataupun medium tidak terlalu tinggi.
Baca juga: BREAKING NEWS: Dapur Produksi Pembuatan Tahu di Purbalingga Terbakar, Kerugian Hinga Rp 5 Juta
Baca juga: Video Aliansi Mahasiswa Semarang Audiensi Dengan DPRD Jateng di Simpanglima
Berdasarkan pantauan tribunjateng.com di salah satu pasar tradisional Pasar Segamas, tidak ditemukan pedagang yang menjual beras premium ataupun modern.
Para pedagang di pasar tersebut mengaku tidak menjual beras premium atau modern karena tidak adanya permintaan dari pembeli.
Tarsun, salah satu pedagang beras di Pasar Segamas menyatakan, permintaan beras premium ataupun medium di pasar tradisional cenderung jarang dicari oleh pembeli, bahkan tidak ada.
Menurutnya, pembeli lebih banyak mencari beras standar seperti IR 32, 64 dan Mapan.
"Paling banyak malah itu IR 32, selain karena kualitas rasa, dikantong juga lumayan ringan. Kalau dari pengepul saya Rp12.500, saya jualnya Rp13.500," ujarnya saat dijumpai Tribunbanyumas.com, Senin (1/9/2025).
Salah satu pedagang lain, Faturahman juga menyampaikan hal yang serupa. Ia tidak menjual beras premium ataupun modern karena tidak adanya permintaan dari pembeli.
"Kalau saya kan memang menyesuaikan pembeli, kalau pembeli mau beras apa ya saya sediakan, tapi emang kalau buat beras premium medium itu belum ada. Rata-rata nyarinya yang standar, kalau saya banyaknya yang nyari itu yang IR 64," ujarnya.
Sedangkan pantauan di beberapa pasar modern, peminat beras premium, selama ini juga tidak terlalu tinggi. Bahkan saat ini hampir tidak ada yang mencari beras premium, meskipun masih dipajang di etalase.
Tri Yulianti, salah satu kasir di pasar modern menyatakan peminat beras premium di Purbalingga selama ini tidak terlalu banyak.
Ia bahkan menyatakan sudah dua bulan ini, sejak adanya isu beras oplosan beras premium kini tidak lagi dicari oleh pembeli.
"Stok nya ada, tapi malah lagi gak dateng terus ini pembelinya, udah dua bulan ini malah," katanya.
Lebih lanjut, Wasis Pambudi, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Purbalingga membenarkan hal tersebut.
| Perawat Dipenjara Seumur Hidup karena Bunuh 10 Pasien dengan Suntikan Mematikan |
|
|---|
| Perangkat Desa Tewas Dibacok, Diduga karena Masalah Asmara |
|
|---|
| Jateng Geser Jabar di Peringkat Kedua Klasemen Sementara Popnas 2025 Jakarta |
|
|---|
| Pinjaman BRI KUR Rp 50 Juta Cicilan Mulai Rp 1,1 Juta Tenor 5 Tahun, Rp 4,4 Juta Tenor Setahun |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 6 November 2025: Hujan Ringan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20250901_PEDAGANG-BERAS.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.