Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Langgar Janji, Iran Lanjutkan Program Nuklir Pasca-Pembunuhan Qassem Soleimani Oleh Militer AS

Qassem Soleimani tewas oleh drone rudal Ninja militer AS, membuat Iran bertekad membalas. Iran kini kembali melanjutkan program nuklir.

Editor: m nur huda
Reuters
Arak-arakan warga Iran saat proses pemakaman Qasem Soleimani, Sabtu (4/1/2020) 

TRIBUNJATENG.COM, BAGHDAD - Qassem Soleimani tewas oleh drone rudal Ninja militer AS, pada Jumat (3/1/2020), membuat Iran bertekad melakukan pembalasan.

Iran kini kembali melanjutkan program nuklirnya.

Iran memutuskan untuk tidak lagi mematuhi batasan pengayaan uranium dalam program nuklirnya sesuai dengan perjanjian nuklir pada 2015 silam.

"Program nuklir Iran tidak lagi menghadapi batasan dalam operasional," kata Pemerintah Iran, dikutip dari AFP, Senin (6/1/2020).

Hal Yang Sebaiknya Dilakukan Manusia Jika Perang Nuklir Terjadi

Dengan tak lagi mematuhi batas pengayaan uranium, Iran kembali melanjutkan program nuklir.

Perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 yang digagas di era Presiden AS Barack Obama, menetapkan Iran harus membatasi pengayaan uranium hingga 3,67 persen.

Pagi Ini, Rentetan Ledakan Roket Incar Kedubes AS di Baghdad Irak Pasca-Tewasnya Qassem Soleimani

Angka itu jauh dari keperluan mengembangkan senjata nuklir sebesar 90 persen.

Timbal baliknya, negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.

Selain AS, negara yang menandatangani kesepakatan nuklir JCPOA adalah Inggris, Prancis, Jerman, Cina, Rusia, dan Uni Eropa.

Namun, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018, dan kembali menerapkan sanksi atas Iran.

Kronologi Pembunuhan Qassem Soleimani, Trump Perintahkan Eksekusi di Sela Liburan

Sebelumnya, Qasem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, tewas dalam serangan rudal Amerika Serikat di Bandara Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020).

Dikutip dari AFP, Pentagon menyatakan serangan tersebut merupakan arahan dari Presiden AS Donald Trump.

Qassem Soleimani, seorang Jenderal Iran tewas dibunuh oleh militer AS melalui drone.
Qassem Soleimani, seorang Jenderal Iran tewas dibunuh oleh militer AS melalui drone. (guardian news/YouTube)

Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mendeklarasikan hari berkabung nasional selama tiga hari atas kematian Soleimani.

Bendera Merah Dikibarkan di Kubah Masjid Qom Iran, Simbol Kemarahan Tewasnya Qassem Soleimani

"Mereka yang membunuh Soleimani akan mendapatkan pembalasan yang sangat kejam," katanya.

Serangan ini terjadi dua hari setelah milisi Syiah Irak dan simpatisannya menyerang kedutaan besar (kedubes) Amerika Serikat di Baghdad.

Insiden itu merupakan balasan dari AS yang membombardir markas Kataib Hizbullah pada akhir pekan lalu hingga menewaskan 25 orang.

Presiden Donald Trump lantas mengibarkan bendera AS di akun twiternya @realDonaldTrump pada Jumat (3/1/2019), setelah membunuh Soleimani.

Namun, Donald Trump didemo warga AS, lantaran membunuh seorang Jenderal Iran pada serangan rudal Jumat lalu.

Dikutip dari Afp.com pada Minggu (5/1/2019), sekitar 200 pendemo berada di luar Gedung Putih, Washington DC pada Sabtu kemarin.

Jenderal Pengganti Qassem Soleimani Sebut Bakal Ada Mayat Orang Amerika di Seluruh Timur Tengah

Demonstran berkumpul dan berteriak "no war on Iran" (jangan ada perang di Iran).

Serta, menuliskan berbagai slogan seperti "no justice, no peace, US out of the Middle East" (tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian, Amerika harus keluar dari Timur Tengah).

"Kami tak akan membiarkan Amerika Serikat negara kami menjadi pemimpin perang yang tidak berguna di Timur Tengah," ujar orator.

Seusai berdemonstrasi di Gedung Putih, aksi sempat bergeser ke Trump International Hotel.

Selain di luar Gedung Putih, setidaknya ada 70 titik di kota lain yang menggelar aksi menolak sikap Trump itu.

Seperti di New York, pendemo menuntut agar Trump menarik 5.000 tentara AS dari Irak.

Trump diketahui membunuh Jenderal Iran, Qasem Soleimani dengan tujuan untuk menghentikan perang, bukan untuk memulai perang baru.

Demikian disampaikan Trump seperti dilansir dari AP, Sabtu (4/1/2019).

Menurut dia, Soleimani merupakan komandan Pasukan Quds, sayap dari kesatuan elite Garda Revolusi, tewas di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Donald Trump: Iran Tidak Pernah Menang Perang

Soleimani tewas bersama pemimpin paramiliter Irak Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, dan enam orang lainnya akibat serangan drone.

Trump menyebut Soleimani adalah sosok kejam, yang menjadikan kematian orang tak berdosa sebagai hasratnya yang sakit.

"Kita merasakan kenyamanan saat mengetahui, kekuasaan terornya sudah berakhir," kata Trump

Meski begitu, Trump mengaku tidak berniat menggantikan rezim pemerintahan di Iran, ketika menyerang Soleimani. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Jenderalnya Dibunuh Amerika, Iran Putuskan Langgar Perjanjian dan Kembali Lanjutkan Program Nuklir

Ayatollah Ali Khamenei Haramkan Penggunaan Senjata Nuklir

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved