Sudah Musim Hujan, PDAM Tirta Moedal Semarang Masih Terapkan Sistem Giliran di Beberapa Wilayah
PDAM Tirta Moedal Kota Semarang masih menerapkan sistem giliran untuk mengaliri air ke sejumlah pelanggan.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
Kami harap gilirannya tidak makin lama tapi makin pendek," ucapnya.
Lanjut Yudi, PDAM juga berencana menghidupkan sumur artesis yang sudah mati guna memenuhi kebutuhan para pelanggan.
Ia menyebut, saat ini ada sekitar 30 sumur artesis dan empat mata air yang menjadi sumber air untuk pelanggan di wilayah Selatan.
Sementara, sumber instalasi pengolahan air (IPA) Kaligarang untuk mengaliri pelanggan di wilayah utara dan tengah.
Adapun IPA Kudu mengaliri pelanggan di wilayah timur dan sebagian utara.
Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Joko Susilo mengatakan, mendapat laporan dari masyarakat terkait pelayanan PDAM.
Karena itu, ia berharap pelayanan harus ditingkatkan.
Ia pun memaklumi jika harus dilakukan sistem giliran.
Namun, diharapkan paling tidak setiap hari pelanggan mendapatkan aliran air.
"Mulai hari ini harus ditingkatkan.
Jangan sampai ada keluhan debitnya kecil, airnya butek, jangan sampai 2-3 hari tidak dilayani.
Minimal 1 hari ada aliran," pinta Joko.
Ia juga mengakui terdapat beberapa kendala yang dihadapi PDAM saat memberikan pelayanan kepada pelanggan terutama saat musim penghujan, diantaranya banyaknya sampah di sumber air IPA, sehingga cukup menyulitkan saat produksi.
Selain itu, listrik padam juga dapat menjadi kendala produksi.
"Kalau hujan sampah numpuk.
Itu jadi susah produksi air.
Kadang listrik mati.
Kami minta diantisipasi dengan genset.
Intinya, kinerja harus ditingkatkan," tegasnya. (eyf)