Inilah Rudal Fateh, Awal Serangan Balasan Iran ke Amerika, Mampu Jangkau 300 Kilometer
Serangan balasan Iran ke Amerika Serikat (AS), diluncurkan puluhan peluru kendali ke pangkalan militer AS di Irak menggunakan Rudal Fateh Iran.
TRIBUNJATENG.COM, BAGHDAD - Serangan balasan Iran ke Amerika Serikat (AS) telah digencarkan dengan meluncurkan puluhan peluru kendali membombardir dua pangkalan militer AS dan koalisinya di Irak, Rabu (8/1/2020) pagi WIB.
Diperkirakan, serangan balasan itu menggunakan Rudal Fateh Iran.
Serangan balasan yang dilakukan Garda Republik Islam Iran (IGRC) tersebut, menyasar pangkalan militer AS di Ain al Asad dan Taji, sebelah utara Kota Baghdad, sekitar 27 kilometer jaraknya dari ibukota Irak itu.
Sasaran serangan Iran pada dua lokasi pangkalan militer AS di Irak tersebut sebagai awal pembalasan atas kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani.
• Waspada, Jateng Akan Dilanda Fenomena MJO Dalam 3 Hari Ke Depan
• Dini Hari Tadi, Serangan Balasan Iran Hujani Pangkalan Militer AS di Irak dengan Rudal Jelajah
• Perempuan Cantik Ini Pasrah Layani Nafsu Wartawan Gadungan Mengaku Polisi, Asal Tidak Dipenjara
• Jenderal Pengganti Qassem Soleimani Sebut Bakal Ada Mayat Orang Amerika di Seluruh Timur Tengah
Rudal apakah yang digunakan Iran untuk menyerang pangkalan militer AS di Irak?
Kantor berita Iran, FARS News, memperkirakan Iran menggunakan rudal seri Fateh, yang memiliki jangkauan 300 kilometer.

Iran mengembangkan dan telah memiliki rudal balistik seri Shahab, yang memiliki jangkauan tembak maksimal 1.300 kilometer.
Dilihat dari sasaran serangan dan peluncuran yang ada di daerah perbatasan Iran, kemungkinan dari wilayah Kermanshah, yang dipakai Iran kali ini rudal seri Fateh.
Seperti apa spesifikasi rudal Fateh Iran?
Zackary Keck dari media The National Interest mengulas peluru kendali yang memiliki peluncur mobile ini.
Ada sekurangnya dua seri rudal Fateh, Fateh-110 dan Fateh-331, yang masih kategori rudal jarak pendek dan menengah.
Iran mulai mengembangkan Fateh-110 pada 1995, dengan tes pertama datang dilakukan Mei 2001. Rudal itu mulai beroperasi pada 2004.
Fateh-313 merupakan pengembangan Fateh-110, dan mampu menjangkau sasaran di jarak hingga 500 kilometer.
Akurasinya juga semakin besar. Rudal ini mulai beroperasi pada 2015.
Departemen Keuangan AS menuduh perusahaan-perusahaan Cina membantu pengembangan seri Fateh Iran ini.
Iran mulai mengembangkan teknologi peluru kendali sejak era Shah Reza Pahlevi, yang kemudian terguling pada 1978.
Ketika Perang Iran-Irak (1980-1988), pengembangan rudal ini dipercepat untuk mengimbangi militer Saddam Hussein.
Sejak itu, Iran telah bekerja sama dengan negara-negara seperti Libya, Korea Utara dan Cina untuk mengembangkan persenjataan balistik dan rudal jelajah yang besar dan beragam.
Tahun lalu, Iran meluncurkan seri baru rudal Fateh, yang disebut Zolfaghar. Menteri Pertahanan Iran Hossein
Dehghan kala itu mengklaim rudal ini memiliki jangkauan 700 kilometer.
Menurut IHS Jane, Zolfaghar memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan Fateh-110 . Tetapi sistem pemandunya telah dirancang ulang, sehingga posisinya lebih dekat ke moncong rudal.
Ini memungkinkan ruangan lebih besar untuk bahan bakar padat pendorongnya.
Iran pernah mengungkapkan, mereka menggunakan rudal Zolfaghar untuk menyerang sasarfan-sasaran ISIS di Suriah tahun lalu.
Namun menurut Zackary Keck, intelijen Israel percaya Iran sebenarnya menggunakan peluru kendali jelajah Shahab-3 yang berdaya jangkau lebih dari 1.000 kilometer.
Situs Missile Defence Advocay Alliance (MDAA) memaparkan detail seri rudal Fateh dari jarak pendek hingga menengah.
Rudal Fateh-110/I memiliki jangkauan maksimum 200 km, dan dapat membawa muatan hulu ledak 650 kg. Rudal ini mulai operasional pada 2002.
Fateh-110 /II memiliki jangkauan 250 km, menggendong hulu ledak 450 kg. Iran mengumumkan pengembangan varian ini pada 2004.
Fateh-110/III diumumkan pada 2010 dan dirancang untuk lebih akurat dan waktu peluncuran lebih cepat. Memiliki jangkauan 300 km, dapat membawa hulu ledak 650 kg.
Fateh-110/IV dikembangkan pada 2012 dan dirancang untuk mencapai sasaran secara presisi. Daya jangkaunya 300 km, dapat membawa hulu ledak bom 650 kg.
Puluhan rudal jelajah
Serangan balasan Iran ke ke pangkalan militer AS di Ain Al Asad Provinsi Anbar Irak mulai dilancarkan.
Serangan balasan ke AS yang langsung dilakukan pasukan artileri Korps Garda Republik Iran tersebut, menggunakan rudal jelajah milik Iran.
Rekaman video yang dikutip Sputniknews pagi ini menunjukkan puluhan rudal membelah kegelapan malam.
Serangan militer ini menjadi awal aksi balasan Iran atas pembunuhan Kepala Pasukan Quds Mayjen Qassem Soleimani, yang dilakukan militer AS awao tahun ini.
Presiden Donald Trump saat ini dikabarkan sedang menerima briefing atas perkembangan situasi di Irak.
Belum ada pihak resmi AS yang memberikan komentar terkait serangan Iran di Irak ini.
Kantor berita FARS News pagi ini juga merilis di akun Twitternya rekaman video saat rudal diluncurkan pasukan Garda Republik Iran.
Informasi awal menyebutkan, pangkalan militer AS di Ain Al Asad Provinsi Anbar, Irak dihujani puluhan roket, Rabu (8/1/2020) dini hari waktu setempat.
Kabar awal ini diwartakan akun stasiun televisi Iran, PressTV, Rabu pagi ini WIB.
Belum ada keterangan resmi militer Irak.
Di lapangan terbang ini, ditempatkan sejumlah pesawat nirawak MQ-1 Reaper, yang diduga turut dikerahkan saat pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani.
Serangan roket diduga dilakukan Brigade 45 Khataib Hezbollah Irak, bagian kelompok Popular Mobilization Unit (PMU) yang diakui militer Irak.
Namun versi lain menyebut, serangan terkoordinasi ini dilakukan elemen-elemen Korps Garda Republik Iran (IGRC).
Perkembangan lebih lanjut terkait serangan roket ke pasukan AS di Irak masih menunggu laporan-laporan lebih detil dari lapangan.
Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds Garda Republik Iran tewas akibat serangan rudal di Bandara Baghdad, Kamis (2/1/2020).
Pembunuhan dilakukan militer AS atas perintah Presiden Donald Trump.
Kematian Qassem menyulut kemarahan Iran dan Irak.
Iran bertekad membalas serangan ini menggunakan segala cara.
Parlemen dan pemerintah Irak memutuskan mengusir pasukan AS dan sekutunya dari negara itu.
Jerman lebih awal menarik kontingen mereka di Irak.
Prajurit Jerman yang bertugas sebagai instruktur ditarik ke Yordania dan Kuwait.
Swedia, Denmark, dan Latvia juga melakukan hal sama mengingat perkembangan situasi yang tidak kondusif di Irak.
Sebaliknya, Pentagon mengirimkan 3.000 prajurit Lintas Udara 82 dari Fort Bragg, North Carolina menuju Kuwait.
Sebagian dikirim ke Lebanon, guna melindungi Kedubes AS di negara yang sebagian dikuasai kelompok Hezbollah Lebanon.
Menyusul reaksi kemarahan Iran, Presiden Trump mengekuarkan serangkaian ancaman serangan lebih kuat ke 52 sasaran penting di Iran, termasuk situs warisan budaya dunia.
Menlu Mike Pompeo dalam pernyataan terbarunya menegaskan, keputusan AS melenyapkan Qassem Soleimani memiliki dasar kuat.
Meski begitu, kalangan Kongres AS menyatakan, Trump tidak melalui proses konstitusional, meminta persetujuan Kongres atas keputusan eksekutifnya membunuh Qassem.(Tribunjogja.com/xna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Inilah Rudal Fateh Iran yang Menghujani Dua Pangkalan Militer AS di Irak dan Bukan Lagi Roket, Balasan Keras Iran ke Pasukan AS di Irak Pakai Rudal Jelajah