Ternak Burung Perkutut, Mahmud Hasilkan Minimal Rp 10 Juta per Bulan, Awalnya Cuma 3 Pasang
Hobi memelihara burung perkutut membuahkan hasil secara ekonomi. Penghasilnnya sejak ternak perkutut mencapai Rp 10 juta per bulan
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Mahmud Farid Ibrahim (50) warga Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, tidak pernah menyangka hobinya memelihara burung perkutut membuahkan hasil yang sangat menguntungkan secara ekonomi.
Sekarang, penghasilnnya sejak berkat beternak burung perkutut mencapai Rp 10 juta per bulan.
Mahmud mengatakan, awal mula menjadi peternak burung lantaran memiliki hobi memelihara burung khusunya jenis perkutut sekira tahun 1994.
• Foto-foto Megahnya Rumah Wayu Setiawan Mantan Anggota KPU di Banjarnegara, Ada View Gunung
• Tawuran di Taman Indonesia Kaya Meluas hingga ke Semarang Utara, 6 Pelajar Ditangkap Beserta Sajam
• Emak-emak Asal Salatiga Ini Hajar Mantan Pacar Anaknya Pakai Helm, Suntoro dan Ahmad Ikut Aniaya
• Pemain Multitalenta Asal Kendari Ini Tinggal Tunggu Panggilan, Resmi Bergabung di PSIS Semarang
Ketika itu, dia hanya mempunyai tiga pasang burung perkutut sampai kemudian laku terjual sekira Rp 3 juta.
“Saat itu juga terpikir untuk menekuninya karena hasilnya cukup lumayan.
Sampai sekarang memiliki omzet rata-rata Rp 10 juta setiap bulannya, sangat cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anak,” terangnya kepada Tribunjateng.com, di lokasi peternakan burung miliknya di Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga Sabtu (11/1/2020).
Menurutnya, burung perkutut yang dikembangbiakkan ditempatnya merupakan jenis burung perkutut spesialis untuk perlombaan berkicau bertaraf nasional.
Dari hasil budidaya burung perkutut pula lanjutnya, turut membantu pembiayaan studi dirinya hingga tingkat sarjana strata 3 (S3).
Ia menambahkan, selain memiliki lokasi peternakan burung di Kota Salatiga dengan jumlah mencapai ratusan ekor untuk diperjual belikan, dia juga membuka cabang di daerah lain.
Di antaranya Lampung, Bogor, dan Bangkok Thailand berisikan burung perkutut khusus lomba atau kontes berkicau.
“Untuk rata-rata burung perkutut yang saya jual khusus kontes harga mulai Rp 250 ribu setiap ekornya sampai Rp 1 juta.
Kemudian, jenis burung perkutut untuk aduan ini diatas Rp 1 juta tergantung kualitas suara dan prestasi masing-masing burung,” katanya
Dikatakannya, seluruh burung yang dibudidayakan olehnya merupakan jenis burung perkutut Bangkok atau sudah dikenal dengan keindahan suara ketika berkicau, durasinya lebih lama serta volumenya keras.
Dalam beternak perkutut kata dia, tidak ada kesulitan, lalu terhadap masing-masing burung tidak pula diberi perlakukan khusus.
Letak keberhasilannya lanjut dia, dapat dilakukan semua orang baik penghobi burung perkutut saja atau yang ingin menjadikannya profesi seperti mengembangbiakkan secara massal.