Kisah Pilu Fatur Nizar, Korban Klitih di Bantul Dirawat Dalam Rumah Sakit 27 Hari hingga Meninggal
Korban dugaan kejahatan jalanan atau klitih di Bantul, Fatur Nizar Rakadio, pada pertengahan Desember 2019 lalu akhirnya meninggal dunia.
Bahkan, bukan hanya motor Dio yang saat itu ambruk. Akibat tendangan dari pelaku, sedikitnya mengakibatkan lima motor teman temannya Dio yang saat itu berada dibelakangnya terjatuh. Beruntung, mereka hanya mengalami luka ringan.
Dio yang saat itu terkapar kemudian dilarikan ke RS Nur Hidayah. Menjalani pertolongan medis pertama, lalu di CT Scan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi didalam tubuh pasien. Pasalnya, saat itu, Dio mengeluh kepada Deddy, ayahnya, bahwa sebagian tubuhnya tidak bisa digerakkan.
"Bagian dada ke bawah sampai tangan dan kaki anak saya, tidak bisa digerakkan," tuturnya.
Dari RS Nur Hidayah Bantul itu kemudian pelajar berusia 16 tahun itu pindah perawatan di RS Bethesda yang akhirnya dirujuk ke RSUP Sardjito, Kota Yogyakarta.
Di rumah sakit inilah, Dio berusaha semaksimal mungkin bertahan. Pelajar kelas satu disalah satu SMK Negeri itu berjuang keras melawan sakitnya. Keluarga dan para sahabatnya silih berganti, setiap hari terus menjenguk dan mendoakan.
Namun, apa daya, takdir kehidupan memang sudah digariskan. Setelah 27 hari menjalani perawatan medis, Dio akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Pemilik nama lengkap Fatur Nizar Rakadio itu meninggal dunia, pada Kamis, 9 Januari 2020 pukul 22.30 WIB.
"Padahal sebelumnya sempat membaik. Semangatnya sempat pulih pada 29 Desember. Saya waktu itu sudah senang sekali, karena dia sudah mau makan," kenang Deddy.
Deddy dan keluarganya, termasuk sang Ibunda, Bidi Astuti begitu sangat terpukul, kehilangan sosok anak yang dikenal supel dan pandai bergaul itu.
Meskipun telah berusaha tegar, nyatanya mereka tak kuasa menahan gemuruh didadanya.
Bidi bahkan tak kuasa untuk membendung air yang terus menganak di pelupuk matanya. Ia menangis.
Kepada Tribunjogja.com, Ibunda Dio itu mengaku teringat dengan sosok almarhum yang semasa hidupnya baik.
Menurut dia, anaknya itu jarang sekali keluar rumah nongkrong bersama teman temannya. Kecuali ketika memang ada kegiatan sekolah.
Ketika hari libur pun Dio lebih suka bermain dirumah bersama adiknya, Mareno yang saat ini masih berusia 9 tahun.
Bahkan, saat Dio sedang dirawat dirumah sakit, Mareno tak pernah absen menjenguk. Satu ketika Mareno bahkan datang ke rumah sakit membawa raket dan shuttlecock.