Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

KABAR TERBARU: Siswi SMAN 1 Gemolong Sragen Korban Intimidasi Akan Pindah Sekolah

Siswi korban intimidasi karena tidak berjilbab di SMA Negeri 1 Gemolong dikabarkan akan pindah sekolah.

TRIBUN JATENG/ MAHFIRA PUTRI MAULANI
Komunitas Perempuan Solo yang turut hadir dalam audiensi di Rumah Dinas Bupati Sragen, Kamis (16/1/2020) 

"Kami minta merehabilitasi nama anak saya yang selama ini menjadi contoh buruk, padahal tidak ada yang dilanggar kok menjadi contoh buruk? Saya minta itu," lanjut dia.

Putri Agung sendiri, Z tidak turut hadir dalam audiensi tersebut dikarenakan diare.

Mediasi yang berlangsung tertutup di ruang Citrayasa Rumah Dinas Bupati Sragen ini dihadiri langsung Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Tampak hadir Dandim 0725 Sragen Letkol Kav Luluk Setyanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen Suwardi, pihak SMAN 1 Gemolong dan beberapa pihak terkait.

Viral di Medsos Cerita Eka Septiana Korban Penculikan Bayi Serasa Dihipnotis Penculik

Yuni Ingin Selesaikan Lewat Mediasi

Sebelumnya Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mempertanyakan kasus intimidasi terhadap satu siswi terkait dengan paham agama di SMAN 1 Gemolong yang masih bergulir.

Padahal, ia mengaku telah mendapat laporan dari Kesbangpol kasus tersebut sudah selesai, dengan sudah dilakukannya mediasi antara orangtua, anak dari Rohis sekolah, dan anak yang bersangkutan.

"Bahkan orangtua siswa meninggalkan uang Rp 10 juta untuk membantu masjid di situ (saat mediasi-Red). Saya pikir masalah kan sudah selesai, tapi kok kelihatannya belum, ini ada apa?" ujarnya, Rabu (15/1).

Guna menyelesaikan masalah ini, Yuni berniat akan mempertemukan siswa yang bersangkutan, guru agama, kepala sekolah, dan orangtua murid pada hari ini, Kamis (16/1).

"Besok kami akan memanggil mereka, tapi saya tidak ingin ada siapapun di situ, hanya yang bersangkutan. Saya juga tidak ingin melibatkan pihak ketiga. Terlalu berlebihan," katanya.

Yuni pun menyayangkan orangtua murid yang sudah mengancam akan menggerakkan LSM dan beberapa orang. Menurut dia, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan duduk bersama.

"Mau cari apa menggerakkan LSM, untuk apa? Mau nutup sekolah SMAN 1 Gemolong, atau bagaimana gitu? Makanya saya besok akan mediasi keinginannya beliau itu apa," ucapnya.

"Pak gubernur di WA diancam akan begini akan begitu. Kita hidup di zaman yang beradab. Maksud saya, marilah ayo kita duduk bersama menyelesaikan ini," tukasnya.

Perihal anak yang bersangkutan belum mau bersekolah, Yuni menginginkan untuk dibedah bersama-sama, termasuk berdiskusi dengan dokter ahli jiwa dan juga psikolog.

Adapun, orangtua siswi yang diintimidasi, menyatakan, anaknya hingga belum mau bersekolah, karena masih takut, terutama mengenai pandangan siswa-siswi lain.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved