Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tak Hanya Keraton Agung Sejagat dan Keraton Jipang, Kini Muncul Kesultanan Selaco di Tasikmalaya

Setelah ramai fenomena Keraton Agung Sejagat di Purworejo dan Sunda Empire di Bandung, kini muncul di Tasikmalaya bernama Kesultanan Selaco

Editor: m nur huda
KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA
Gapura Kesultanan Selaco alias Selacau Tunggul Rahayu di Parung Ponten Kabupaten Tasikmalaya. 

Berbeda dengan Keraton Agung Sejagat, Keraton Jipang sekadar untuk pelestarian budaya dan meningkatkan kunjungan pariwisata.

kirab kerajaan djipang blora
kirab kerajaan djipang blora (istimewa)

"Yang di sana (Keraton Jipang) mereka punya izin. Terdaftar di Kemenkumham," ujar Wakil Bupati Blora, Arief Rachman, melalui sambungan telepon, Sabtu (18/1/2020).

Sejauh ini keberadaan Keraton Jipang, kata Arief, tidak meresahkan masyarakat layaknya yang ada di Purworejo.

Menurutnya, dalam setiap kegiatan yang digelar, masyarakat juga turut menyaksikan.

"Masyarakat juga tidak resah atas keberadaannya," katanya.

Menurut Arief, kalau keberadaan Keraton Jipang sebagai pelesatri budaya, maka pihaknya tidak bisa melarangnya.

Terlebih memiliki legalitas dari Kemenkumham yang mencatatnya sebagai Yayasan Keraton Djipang bernomor AHU-0040171.AH.01.04.Tahun 2016.

Beberapa kali dalam kegiatan yang digelar Keraton Jipang, Pemkab Blora diundang untuk hadir. 

"Jadi, arahnya nguri-nguri budaya, jadi kami tidak bisa melarangnya. Terakhir ada kegiatan, kami diundang. Karena lagi ada acara, kami wakilkan ke kecamatan untuk mewakili," ujar Arief.

Sementara, terkait trah keturunan Yayasan Keraton Jipang saat ini, pihaknya tidak memastikan.

"Kalau yang apakah trah, kami tidak bisa memastikan. Juga belum dicek," ujar dia.

Dilansir dari Kompas.com, Keraton Jipang yang ada di Kecamatan Cepu adalah perkumpulan trah Raja Adipati Jipang yang dipimpin oleh Barik Barliyan.

Gusti Pangeran Raja Adipati Arya Jipang II, Barik Barliyan mengungkapkan, legalitas Keraton Jipang selain terdaftar di Kemenkumham juga tercatat di forum silaturahmi keraton nusantara (FSKN).

"Kami melestarikan sejarah dan budaya, termasuk juga untuk menggairahkan sektor pariwisata. Kami pun sering gelar kirab budaya di berbagai daerah.

Selain nguri-nguri budaya, juga promosi aset wisata. Tentunya sangat berbeda dengan yang di Purworejo yang berorientasi pada penipuan dan makar," terangnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved