Kemeriahan Grebeg Sudiro Jelang Imlek di Solo, Ribuan Orang Berebut Kue Keranjang
Selain kue keranjang, sejumlah gunungan yang disedikan dalam Grebeg Sudiro di Kota Surakarta ini juga menjadi sasaran rebutan pengunjung.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Ribuan orang berebut mendapatkan kue keranjang dalam Grebeg Sudiro Kota Surakarta, Minggu (19/1/2020).
Ada ribuan kue keranjang yang disediakan oleh panitia dalam gelaran tahunan yang ke-13 ini.
Kue yang memiliki tekstur empuk dan rasa manis itu menjadi rebutan saat panitia membagikannya.
• Sukun Disulap Jadi Tape di Kendal - Manisnya Alami dan Lebih Lembut, Bikinnya Juga Tidak Ribet
• Masih Ada 20 Ribu Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Semarang, Gunadi Butuh Bantuan CSR
Selain kue keranjang, sejumlah gunungan yang disedikan dalam Grebeg Sudiro ini juga menjadi sasaran rebutan pengunjung.
"Iya ini dapat kue keranjang. Lumayan bisa dapat saat ikut berebut. Kan adanya kalau saat Imlek saja," ujar seorang pengunjung, Hartono.
Sebelum itu, Grebeg Sudiro yang sedikitnya diikuti oleh 61 kelompok kesenian dari Kota Surakarta dan sekitarnya ini terlebih dahulu menggelar karnaval.
Rutenya dari depan Pasar Gede menuju Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Mayor Kusmanto, Jalan Kapten Mulyadi, terus berakhir sampai di Jalan Urip Sumoharjo atau kembali di depan Pasar Gede.
Berbagai atraksi ditampilkan saat karnaval berlangsung.
• Stok Bek Tengah PSIS Semarang Melimpah, Wahyu Prasetya Yakin Bisa Bersaing?
• Urusan Administrasi Stadion Citarum Semarang Dikebut, PSIS Inginnya Bisa Berkantor Mulai Besok
Sontak, hal itu menjadi magnet bagi ribuan warga untuk memadati kawasan Pasar Gede maupun rute yang dilintasi rombongan karnaval.
Dengan mengangkat tema Bersinergi Merawat Kebhinekaan, even yang digelar jelang Imlek 2571 ini juga menampilkan berbagai kesenian dari beberapa daerah di Tanah Air.
Jadi, tidak hanya barongsai, khususnya di Kota Surakarta.
"Even ini tidak lain untuk menjunjung nasionalisme, pluralisme, dan budaya lokal kiya," kata Ketua Grebeg Sudiro, Arga Dwi Setyawan, dalam sambutannya.
Menurut Arga, Grebeg Sudiro merupakan akulturasi antara budaya Jawa dan Tionghoa.
• Jangan Sepelekan Tutup Pentil Kendaraanmu, Bukan Sekadar Aksesoris, Ini Fungsi Vitalnya
• Peternak Unggas Kabupaten Kendal Waspadai Dua Penyakit Ini, Rawan Saat Musim Hujan
Dengan begitu, setidaknya ada nilai yang bisa dipetik dalam kehidupan sehari-hari, yakni hidup salinh berdampingan tanpa harus mempermasalahkan suku, agama, ras, maupun etnis.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo berkata, Grebeg Sudiro merupakan gambaran kehidupan warga Surakarta yang senantiasa menjunjung tinggi gotong royong.
Even yang sarat akan nuansa budaya ini, katanya, harus tetap dipertahankan sebagai satu destinasi wisata tahunan di Kota Surakarta.
"Festival ini sudah masuk kalender nasional. Ini juga gambaran dari masyarakat Surakarta yang menjunjung tinggi gotong royong," ujarnya. (Rifqi Gozali)
• Laga Uji Coba Lawan India Resmi Batal, Begini Respon Kapten Timnas U-16 Indonesia
• Berikut Harga Terbaru Ponsel Huawei di Semarang, Cek Dahulu Spesifikasinya, Berlaku Bulan Ini