Pasutri Asal Cianjur Bayar Biaya Persalinan Gunakan Uang Koin, Sempat Was-was Ditolak Puskesmas
Pasutri mendadak menjadi perbincangan publik pasca melakukan pembayaran biaya persalinan anak mereka menggunakan uang koin pecahan Rp 1.000.
“Sejak saya hamil itu, mulai menabung di celengan. Setiap hari, kadang seribu, dua ribu, lima ratus, pakai koin sisa-sisa uang belanja," ucap dia.
• Kecelakaan di Semarang - Arif Lihat Mobil Honda Jazz Melaju Kencang, Serempet Pengendara Motor
• Kemeriahan Grebeg Sudiro Jelang Imlek di Solo, Ribuan Orang Berebut Kue Keranjang
2. Pasangan kurang mampu
Yanto dan Riska merupakan pasangan suami istri kurang mampu.
Sang suami bekerja sebagai pelayan toko plastik dengan penghasilan Rp 900 ribu per bulan.
Pasangan ini menempati rumah yang dibagi tiga bagian.
Masing-masing petak bagian berukuran tiga meter persegi.
"Satu untuk saya, yang satu untuk adik, dan satunya lagi ditempati ibu yang dijadikan warung," kata Riska.
Dengan kondisi ekonomi seperti itu, Riska harus pintar mengelola keuangan rumah tangga, apalagi sejak ia dinyatakan hamil.
"Sejak hamil itulah mulai menabung untuk biaya persalinan nanti. Nabungnya di celengan," ucap dia.
• Persib Bandung Vs Hanoi FC Terpaksa Dihentikan, Cuaca Buruk di Malaysia, Maung Bandung Unggul 2-0
• Masih Ada 20 Ribu Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Semarang, Gunadi Butuh Bantuan CSR
3. Was-was uang koin ditolak puskesmas
Riska sangat berharap bisa melahirkan di bidan desa.
Selain biayanya lebih murah, juga dekat dengan rumah.
Namun, ia harus dirujuk ke puskesmas karena kehabisan tenaga saat proses persalinan.
Sepanjang perjalanan, pasangan ini mengaku waswas, karena sebagian uang yang dipersiapkan untuk biaya persalinan dalam bentuk koin.
Mereka khawatir, pihak puskesmas tidak mau menerimanya.