Meninggal karena Sakit di Atas Kapal, Jasad Pelaut Asal Sulsel Dibuang ke Laut
Seorang pelaut Indonesia dilaporkan meninggal dunia di atas kapal dan jasadnya dibuang ke laut.
TRIBUNJATENG.COM, ENREKANG - Seorang pelaut Indonesia dilaporkan meninggal dunia di atas kapal dan jasadnya dibuang ke laut.
Pelaut tersebut bernama Alfatah, asal Dusun Banca, Desa Bontongan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Kabarnya, Anak Buah Kapal (ABK) tersebut meninggal karena sakit.
• Kecelakaan di Semarang - Arif Lihat Mobil Honda Jazz Melaju Kencang, Serempet Pengendara Motor
• Terbongkar Ini Pengakuan Ratu Keraton Agung Sejagat Fanni Aminadia, Bukan Keturunan Ningrat
• Viral di Medsos Cerita Ningsih Tinampi Mengaku Dapat Peringatan Kiamat dari Utusan Tuhan
• Polisi Tetapkan Penabrak Satpam Solo Paragon Mall Jadi Tersangka, Ini Fakta Oknum ASN Sragen Itu
Informasi tersebut beredar di media sosial (medsos) Instagram dan Facebook.
Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI yang beredar di medsos, Alfatah meninggal setelah sebelumnya mengalami sakit saat sedang melaut pada 18 Desember 2019.
Dalam surat itu disebutkan, sakit yang dialami Alfatah adalah kaki dan wajah bengkak, nyeri di dada, dan napas pendek.
Kapten kapal sempat memberikan obat kepada Alfatah, tapi kondisinya tak kunjung membaik.
Pada 27 Desember 2019 pukul 13.30 waktu setempat, Alfatah dipindahkan ke Kapal Long Xing 802 yang akan berlabuh di Samoa--sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik--lalu dibawa ke rumah sakit.
Namun, Alfatah meninggal delapan jam setelah dipindahkan ke kapal tersebut.
Dengan alasan daratan (negara Samoa) masih sangat jauh dan dikhawatirkan adanya penyakit menular yang bisa menjangkiti kru kapal lainnya, kapten kapal memutuskan membuang jenazah Alfatah ke laut tanpa sepengetahuan agen.
Dikonfirmasi TribunEnrekang.com, Minggu (19/1/2020) malam, kabar tersebut dibenarkan keluarga almarhum, Khairil.
Khairil mengatakan, pihak keluarga telah menerima informasi resmi dari kementerian terkait kejadian yang menimpa sepupunya tersebut.
"Iye kak, jelas'mi itu infonya.
Dia betul (Alm Alfatah), bahkan kemarin sudah salat jenazah di kampung," ujarnya.
Jika meninggal di atas kapalnya dan dikhawatirkan berdampak ke kru lain, risiko terburuk diambil.