Liga 1 2020
Fisioterapi PSIS Semarang Dewan Widya Darma Diberhentikan: Saya Pamit dan Maaf
Fisioterapi PSIS Semarang di kompetisi Liga 1 musim 2018 dan musim 2019, Dewan Widya Darma dipastikan tidak akan menjadi bagian skuat pada Liga 1 2020
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fisioterapi PSIS Semarang di kompetisi Liga 1 musim 2018 dan musim 2019, Dewan Widya Darma dipastikan tidak akan menjadi bagian skuat Mahesa Jenar pada kompetisi Liga 1 2020.
Hak tersebut lantaran manajemen Mahesa Jenar tak meneruskan kontrak lelaki asal Kudus berusia 31 tahun itu.
Kabar mengenai berhentinya Dewan dari posisi fisioterapi PSIS Semarang juga sudah disampaikan langsung lewat Instagram pribadi yang bersangkutan pada Rabu (22/1/2020) kemarin.
• Ternyata Ide Pembuatan Monas Bukan dari Soekarno, Tapi Warga Biasa dan Dikerjakan Jepang
• Cerita Saiful Anggota TNI Gadungan Asal Blora, 7 Tahun Tipu Istri Siri
• Kebakaran di Semarang, 4 Warung Ludes Dilalap Si Jago Merah, Kerugian hingga Ratusan Juta
"Saya pribadi mau pamit dan meminta maaf jika ada salah kata dan sikap selama berseragam PSIS. Semoga di musim-musim berikutnya PSIS bisa meraih prestasi yang lebih baik lagi dan semoga kelak kita bisa dipersatukan kembali," tulis Dewan di akun instagramnya, @dew_physio.
Dikonfirmasi Tribun Jateng, Dewan mengungkapkan kabar mengenai tak dilanjutkannya kontrak di PSIS baru ia dapat pada Rabu kemarin.
"Insyaallah saya absen dulu di tahun 2020. Tidak ada perpanjangan kontrak dari manajemen," kata Dewan.
"Baru fix ini (Rabu-red)," tambahnya.
Sebelumnya, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi menyebut untuk kompetisi 2020 ini pihaknya memang melakukan perombakan tak hanya di jajaran tim pelatih melainkan juga di jajaran tim medis.
Menurut Yoyok, untuk tim medis akan dibuatkan tim khusus.
"Kami di Liga 1 2020 akan membentuk divisi baru, nanti dibawahnya ada fisioterapis, masseur dan lain sebagainya itu. Hal ini supaya mereka bertanggung jawab atas kebugaran tim," kata Yoyok.
"Jadi misal ada pemain yang sakit tidak sembuh-sembuh maka mereka-mereka ini tidak jelas kerjanya. Adanya tim kesehatan khusus ini juga berdasarkan evaluasi kami," tegasnya.(*)
