Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Inspiratif: Pria Difabel Tak Mau Dikasihani dan Merasa Lebih Hidup dengan Miniatur Mobil

Kenangan peristiwa tahun 2010 menjadi momen menyakitkan bagi Mulyono (39) warga Jalan Kenanga RT 4/RW 2, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUN JATENG/M NAFIUL HARIS
Mulyono mengerjakan miniatur mobil-mobilan tak jauh dari rumahnya di Jalan Kenanga, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jumat (24/1/2020). 

TRIBUNJATENG.COM -- Untuk bangkitkan semangat hidup dan berkarya lagi setelah terpuruk karena kehilangan satu kaki tentu butuh waktu. Apalagi sosok Mulyono tak mau dikasihani. Pengin bisa hidup mandiri dengan cucuran keringat sendiri.

Mengingat kenangan peristiwa tahun 2010 menjadi momen menyakitkan bagi Mulyono (39) warga Jalan Kenanga RT 4/RW 2, Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.

Pasalnya, dia yang saat itu masih berstatus sebagai pekerja pada bagian finishing di sebuah pabrik mebel di Boyolali mengalami kecelakaan kerja sehingga mengharuskan kaki kirinya diamputasi.

Saat Tribun Jateng menemui Mulyono di lokasi produksi miniatur mobil tidak jauh dari rumahnya, Mulyono bercerita sewaktu kejadian dirinya tengah mendapat tugas membongkar sebuah rumah tua.

Celakanya, material bangunan menimpa kaki kirinya hingga tidak bisa digerakkan dan akhirnya harus diamputasi.

KISAH LENGKAP: WNA Asal Wuhan China Dirujuk ke Rumah Sakit Purwokerto Diduga Terpapar Virus Corona

Waspada Hujan Lebat di Beberapa Wilayah Kabupaten Tegal, Selasa (28/1)

KISAH LENGKAP: WNA Asal Wuhan China Dirujuk ke Rumah Sakit Purwokerto Diduga Terpapar Virus Corona

VIDEO Detik-detik Pawang Ular Tewas Digigit King Kobra Saat Atraksi, Sempat Tertawa Saat Digigit

"Saat kejadian itu, selama dua tahun saya tidak bisa beraktivitas normal. Tapi pemilik perusahaan menanggung semua kebutuhan hidup saya, hingga saya dipekerjakan kembali," terangnya kepada Tribunjateng.com, Jumat, 25 Januari 2020.

Setelah menjalani perawatan dan dinyatakan sembuh Mulyono kembali bekerja meski dengan satu kaki.

Tetapi, kehadirannya bukan menjadi sebuah hal penting sebagaimana dulu. Hingga kemudian dia sadar keberadaannya seolah tidak dihiraukan lingkungan tempat kerjanya.

Pekerjaan yang biasa dilakukannya, dialihkan ke orang lain. Sedangkan dia diberikan tugas pekerjaan baru.

Mulyono saat itu menilai bahwa pemberian pekerjaan kepadanya dilandasi rasa belas kasihan. Lokasi perusahaan mebel tempat Mulyono bekerja di Boyolali.

"Lalu tahun 2017 saya memutuskan kembali pulang ke Salatiga karena tidak mau menjadi beban serta menolak dikasihani lantaran hanya memiliki satu kaki," katanya.

Ia menambahkan, sekembalinya di Salatiga diakuinya justru tidak membuat batinnya lebih baik tetapi malah merasa semakin terpuruk. Bahkan, dia sempat mengurung diri hingga setahun lamanya.

Semangatnya mulai muncul kembali ketika tetangga memberikan penilaian lain serta menerima keberadaannya sekarang dengan satu kaki dan selalu mendorongnya agar bersedia bersosialisasi.

Dia pun tak bisa naik sepeda motor dengan kondisi saat ini. Dia sudah tak punya orangtua.

Hidup sebatang kara. Jika ingin bepergian ke mana-mana Mulyono diantar tetangganya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved