Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

BBPBAP Jepara Targetkan Produksi 30 Ribu Benih Udang Indicus Lokal‎ Tahun 2020

Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP)‎ Jepara menargetkan dapat menghasilkan 30 ribu bibit udang putih ‎lokal pada tahun 2020 ini.

Penulis: raka f pujangga | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/RAKA F PUJANGGA
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP)‎ Jepara menargetkan dapat menghasilkan 30 ribu bibit udang putih ‎lokal pada tahun 2020 ini. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP)‎ Jepara menargetkan dapat menghasilkan 30 ribu bibit udang putih ‎lokal pada tahun 2020 ini.

Koordinator National Shrimp broodstock Centre (NSBC) BBPBAP Jepara‎, Abidin Nur menjelaskan, udang putih (penaeus indicus) merupakan udang lokal yang sudah mulai dibudidaya sejak 2017 dengan hasil yang baik.

Udang tersebut memiliki ketahanan terhadap penyakit dibandingkan ‎udang vaname, sehingga cocok untuk dikembangbiakkan petambak.

Kisah Eros Mahasiswa Indonesia Pulang dari Wuhan China : Banyak Hoaks Soal Virus Corona

Penonton Bersorak saat Mahfud MD Bongkar Kinerja Prabowo: Saya Marahi Kalau Salah

Isu Uang Jiwasraya Dipakai untuk Kampanye, Jokowi Perintahkan Mahfud MD Bongkar Semua

Anak Nikita Mirzani Masuk TV, Bayarannya Mahal Seperti Sang Ibu

"Makanya kami saat ini menargetkan dapat menghasilkan sebanyak 30 ribu indukan udang lokal ini‎," ujar dia, disela-sela kunjungan kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di BBPBAP Jepara, Kamis (30/1/2020).

Melalui indukan udang tersebut, harapannya petambak udang di seluruh Indonesia mampu memperoleh hasil budidaya yang maksimal.

Udang yang berasal dari Desa Prigi, Kecamatan Trenggalek, Jawa Timur ‎itu bisa dijual seharga Rp 120 ribu per kilogram.

"Untuk udang yang ukurannya 15-20 ekor per kilogram, harganya bisa sampai Rp 120 ribu. Dan untuk pasar ekspor, udang ini bagus sekali," ujarnya.

Adapun pakan untuk udang tersebut juga tidak sulit karena bisa mengonsumsi plankton dan makanan buatan.

Dalam kurun waktu delapan bulan, benih yang dibudidayakan tersebut sudah bisa menjadi indukan.

Hasil produksi udang yang menggunakan teknologi intensif ini bisa mencapai 5-6 ton per hektare.

"‎Tapi yang kita mulai ini teknologi tradisional dengan produksi sekitar 300-500 kilogram per hektare," ujar dia.

Sekretaris Kelompok Petambak Guyub Makmur Pati, Aris Lutfi menjelaskan, sudah melakukan budidaya udang putih lokal tersebut.

Diakuinya daya tahan udang tersebut terhadap penyakit sangat tinggi sehingga hasil produktifitas panennya cukup baik.

"‎Daya tahan hidup udang putih lokal ini sangat baik, sehingga panennya bisa mencapai 70 persen. Lebih tinggi dari udang vaname," kata dia.

Kendati demikian, ukuran udang tersebut tidak berkembang setelah pemeliharaan melewati 36 hari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved