Pasca Banjir Muncul Banyak Penyakit, Berikut Tips dari Dinkes Kabupaten Tegal
Beberapa waktu lalu, sebagian wilayah di Kabupaten Tegal dilanda banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Beberapa waktu lalu, sebagian wilayah di Kabupaten Tegal dilanda banjir akibat curah hujan yang tinggi.
Pasca banjir, biasanya penyakit mulai bermunculan dan menyerang masyarakat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, memberikan Tips bagi masyarakat apa saja yang harus dilakukan supaya tidak terjangkit penyakit Pasca banjir, Kamis (30/1).
• Prabowo Masuk Kabinet Jokowi, Ahmad Dhani: Pilpres 2019 Kemarin Tidak Curang
• 5 Bulan Menikah, Cut Meyriska Sebut Roger Danuarta Sering Menghalanginya Cari Pahala
• 3 Pemuda Cilacap Mabuk dan Bikin Onar di Jalan Hasanuddin Semarang, Pukul Kaca Mobil yang Melintas
• Pemotor Ini Nekat Berhenti di Tengah Jalan, Adang Mobil yang Ambil Jalurnya
Menurut Ketua Tim Surveilan dan Kesling Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Eko Prabowo, penyakit yang biasanya muncul setelah terjadi banjir di antaranya sakit kulit (gatal-gatal, kutu air), diare, Demam Berdarah Dengue (DBD), dan lain-lain.
"Untuk mencegah penyakit yang muncul pasca banjir, masyarakat harus menjaga sanitasinya.
Kemudian menjaga kebersihan diri, dan menjaga pola makan," tutur Eko, pada Tribunjateng.com, Kamis (30/1).
Dijelaskan, penyakit lain yang sering terjadi pasca banjir seperti Pes atau sampar (plague), dan Leptospirosis yang disebarkan melalui urine atau darah tikus (hewan) yang terbawa oleh air banjir.
Eko menyebut, ketika pihaknya mendapat laporan ada warga yang terjangkit salah satu penyakit tersebut, maka akan langsung ditindaklanjuti.
Namun sampai saat ini, pihaknya belum mendapat laporan ada warga yang terjangkit.
"Sejak banjir besar yang melanda wilayah Kabupaten Tegal tahun 2018, kami belum mendapat laporan ada warga yang terjangkit Pes atau pun Leptospirosis.
Laporan diare pun bukan karena pasca banjir, tapi umum begitu pula kasus DBD karena musimnya," jelas Eko.
Walaupun belum ada laporan warga yang terjangkit, Eko menegaskan, pihaknya tetap melakukan kesiapsiagaan sekaligus terus mengoptimalkan.
Sehingga ketika ada laporan, pihaknya sudah siap untuk menangani.
"Adapun untuk mengetahui orang terjangkit penyakit Leptospirosis cukup sulit, namun semua akan terlihat jika melakukan tes darah.
Maka, masyarakat sangat dianjurkan untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan, baik rumah, lingkungan, atau kebersihan diri," tandasnya. (dta)
• Kenaikan Produksi Garam di Jawa Tengah Tak Diimbangi Stabilitas Harga, Cuma Rp 200 per Kilogram