Candi Klero di Kabupaten Semarang, Tak Banyak Diketahui Orang
Selain Candi Gedong Songo, satu lagi candi di Kabupaten Semarang yang bisa dijadikan destinasi wisata, yaitu Candi Klero.
Penulis: Ines Ferdiana Puspitari | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Selain Candi Gedong Songo dan Candi Ngempon, satu lagi candi di Kabupaten Semarang yang bisa dijadikan destinasi wisata, yaitu Candi Klero.
Sebuah candi yang berdiri pada batur dengan ukuran 11 meter persegi itu berlokasi di Desa Klero, Kecamatan Tengaran.
Berjarak kurang lebih 800 meter dari jalan raya Semarang-Solo.
• Ini Reaksi Ashanty saat Anang Hermansyah Peluk Tiara di Panggung Indonesian Idol
• Misteri Siswi SMP Meninggal di Gorong-gorong, Ayah Delis Sudah 2 Minggu Tak Masuk Kerja
• Kata Risma Setelah Baca Surat Permohonan Maaf dari Penghinanya: Saya Wajib Memberikan Maaf
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Tak Gubris Peringatan Warga, Pria Ini Tertabrak Kereta di Semarang
Sama dengan Candi Ngempon, situs bersejarah ini tak banyak diketahui orang.
Kawasan Candi Klero juga tak luas, hanya dibatasi pagar di sekitar bangunan candi.
Suasana sepi dan tentu saja tak banyak terlihat wisatawan yang datang.
Mungkin hal ini juga yang membuat Candi Klero tidak memiliki penjaga atau juru kunci.
Biaya masuk pun tidak ada, di pintu masuk hanya terdapat buku presensi bagi pengunjung yang datang.
Data mengenai Candi Klero juga sangat sedikit, hal ini yang membuat publikasi Candi Klero tak seterkenal Candi Gedong Songo.
Terlihat tak ada relief yang terukir di bagian bangunan candi sehingga candi terkesan sederhana sekali.
Hanya terdiri dari satu candi induk tanpa ada Candi Perwara.
Arca yang biasanya menghiasi candipun tak tampak pada Candi Klero.
Hanya terdapat tulisan Jawa Kuno yang sepertinya masih belum bisa dibaca oleh para ahli arkeolog.
Bangunan candi memiliki enam anak tangga yang mengantarkan kami menuju pintu candi yang menghadap ke arah barat.
Namun, diketahui Candi Klero bercorak Hindu karena di dalamnya terdapat yoni yang berbentuk bujur sangkar.
Yoni tersebut berada di dalam Candi Klero dengan memiliki dua penampang bawah dan atas.
Pada penampang atas mempunyai pelipit di setiap sisinya dan terdapat relung di tengah yang difungsikan sebagai pengunci lingga.
Di bawah bagian cerat dari yoni Candi Klero terdapat ornamen seekor ular yang sedang menyunggi seekor kura-kura.
“Sampai sekarang masih dipakai oleh beberapa penganut agama Hindu untuk beribadah. Maka masih ada bekas-bekas pembakaran menyan di dalam,” ujar Nardi, warga yang menjadi penjaga Candi Klero, kepada Tribunjateng.com.
Meski cukup sepi tetapi kondisi lingkungan dan bangunan candi masih terawat dengan baik.
Bersih dari sampah dan bebas dari coretan-coretan nakal.
Halaman Candi Klero sendiri sudah ditata dengan apik.
Sekeliling candi dikitari oleh pepohonan yang menjulang tinggi.
Tak jauh dari candi terdapat pemakaman desa.
Menurut informasi, sebuah arca Dewa Siwa juga ditemukan di Candi Klero.
Akan tetapi, arca Siwa tersebut sudah dipindahkan oleh kantor instansi pemerintah terkait dengan alasan faktor keamanan.
“Jika masih ada waktu bisa mampir juga ke Curug Belondo, lokasinya tak jauh dari sini. Kalau pakai kendaraan hanya makan waktu 10 menit saja. Bisa menikmati suasana alam yang asli dan airnya masih jernih dan segar,” imbuhnya. (Ines Ferdiana P)
• Surat Balasan Resmi FIFA, Laga Timnas Indonesia Vs UEA Debut Shin Tae-yong Tetap Tanpa Penonton
• Bajul Untung Hingga Rp 2,7 Juta, Tipu Jual Akun Gojek, Kini Meringkuk di Polsek Ungaran
• Viral di Medsos Kisah Pengantin Tertipu Wedding Organizer, Resepsi Pernikahan Tanpa Makanan Katering
• Kisah Kevin Asal Tegal Terlahir Miliki Kelamin Ganda, Orangtua Anggap Perempuan Sejatinya Laki-laki