Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Serunya Gogo Bandeng: Warga Pati Berebut Ikan dengan Tangan Kosong di Festival Berkat Bandeng 2025

Festival Berkat Bandeng 2025 di Desa Bakaranwetan, Juwana, Pati, menghadirkan tradisi unik yang sangat dinanti.

Istimewa
TANGKAP IKAN BANDENG - Warga Desa Bakaranwetan, Kecamatan Juwana, Pati, menangkap ikan bandeng dengan tangan kosong dalam acara tradisi gogo bandeng yang menjadi bagian dari Festival Berkat Bandeng, Sabtu (22/11/2025). (Dok) 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Festival Berkat Bandeng 2025 yang digelar di Desa Bakaranwetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, menghadirkan tradisi unik yang sangat dinanti, yakni gogo bandeng.

Kegiatan menangkap ikan bandeng dengan tangan kosong yang menjadi ciri khas desa pesisir ini dilaksanakan di tambak milik kepala desa, Sabtu sore (22/11/2025). 

Puluhan warga dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga orang dewasa, terlihat antusias turun ke air tambak untuk berburu ikan tanpa menggunakan alat bantu jaring maupun seser, melainkan murni mengandalkan kecepatan tangan dan insting membaca pergerakan ikan.

Meski terlihat sederhana, aktivitas ini memiliki tingkat kesulitan tersendiri dan sekaligus menjadi sarana edukasi serta pelestarian budaya panen tambak pada masa lampau. 

Maskan, salah seorang warga yang ikut serta dalam kegiatan ini, mengungkapkan bahwa meskipun kini alat modern lebih umum digunakan, metode tradisional ini tetap memiliki tempat di hati masyarakat. 

“Nangkap ikan itu enggak mudah. Tapi kalau sudah biasa, kita bisa tahu ke mana ikan lari,” kata Maskan, sembari menambahkan bahwa hasil tangkapan ikan bandeng hari ini akan dia nikmati bersama keluarganya.

Baca juga: Ibu-Ibu di Pati Diajak Belajar Mengelola Kelelahan Mental, Atik Kusdarwati: Ini Kunci Keharmonisan

Kepala Desa Bakaranwetan, Wahyu Supriyo, menjelaskan bahwa gogo bandeng merupakan bagian dari rangkaian panjang festival yang digelar selama tiga hari, mulai 21 hingga 23 November 2025. 

Sebelumnya, acara didahului oleh kirab petani tambak, sarasehan rembuk kali, aksi bersih sungai, hingga prosesi bancakan wiwit panen.

Menurut Wahyu, tradisi ini mengajarkan anak-anak tentang cara panen gotong-royong yang dilakukan nenek moyang dengan cara menguras air tambak. 

"Ya memang ketika panen raya dulu caranya dikuras airnya, kemudian digogo bersama-sama para petani tambak. Sudah tradisi, tapi memang di zaman modern ini sekarang pakainya jaring agar lebih efektif," jelas dia.

Wahyu menambahkan, Festival Berkat Bandeng yang terselenggara atas kolaborasi Pemerintah Desa Bakaranwetan dengan Kementerian Kebudayaan RI melalui program Pemajuan Kebudayaan Desa ini bukan sekadar hiburan. 

Baca juga: Antisipasi Cuaca Ekstrem, Para Petani di Pati Dibekali Ilmu Informasi Iklim oleh BMKG

Dengan sekitar 1.000 bibit yang telah ditebar, momen ini menjadi kesempatan langka bagi warga untuk berinteraksi langsung dengan petani tambak. 

Selain gogo bandeng, festival ini turut dimeriahkan oleh tari bandeng, pameran seni rupa, lomba olahan bandeng, dan makan bersama, yang semuanya bertujuan memperkuat identitas budaya pesisir serta mendorong potensi ekonomi masyarakat setempat. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved