Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Sopir Angkot Bawa Bayi

Sambil Menunggu Penumpang, Nurul Sopir Angkot Mandikan Bilqis di Toilet Terminal Mangkang Semarang

Memandikan Bilqis setiap pagi di toilet Terminal Mangkang Semarang menjadi rutinitas Nurul Mukminin (46), sopir angkot yang membawa bayi.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: abduh imanulhaq

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Memandikan Bilqis setiap pagi di toilet Terminal Mangkang Semarang menjadi rutinitas Nurul Mukminin (46), sopir angkot yang membawa bayinya saat narik.

Jumat (7/2/2020) pagi, selepas menurunkan tiga penumpang, Nurul memarkirkan mobil angkotnya yang berwarna oranye cerah di dekat pemberhentian bus pojok terminal.

Dia  turun sembari mengendong anak perempuannya, Bilqis Choirun Nisa, yang masih berusia 3,5 bulan.

Kisah Haru Sopir Angkot Bawa Bayi 3,5 Bulan di Semarang Saat Narik, Dapat Simpati dan Cibiran

Sopir Angkot yang Bawa Bayi di Semarang Punya Tunggakan Persalinan, Bertekad Mencicil Sampai Lunas

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Sumardi Meninggal Saat Dengarkan Khotbah Sholat Jumat

Afifah Ifahnda Pemeran Zahra di Tukang Ojek Pengkolan Hilang Peran, Ini Aktivitasnya Kini

Striker PSIS Bruno Silva Dilempari di Stadion Citarum

Tangan kanan Nurul menenteng tas merah yang berisi perlengkapan bayi.

Perantau asal Bengkulu ini berjalan cepat menuju toilet terminal yang berada di sisi utara.

Sesampainya di sana, Bilqis diletakkan di dipan.

Nurul Mukminin sopir angkot memandikan bayi Bilqis Choirun Nisa yang masih berusia 3,5 bulan di depan toilet Terminal Mangkang Semarang, Jumat (7/2/2020) pagi.
Nurul Mukminin sopir angkot memandikan bayi Bilqis Choirun Nisa yang masih berusia 3,5 bulan di depan toilet Terminal Mangkang Semarang, Jumat (7/2/2020) pagi. (TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO)

Sejurus kemudian, Nurul masuk ke dalam ke toilet.

Ketika keluar, dia sudah membawa ember warna biru yang penuh berisi air.

Baju Bilqis pun dilepas, bayi mungil itu pun dimandikan.

Tubuhnya perlahan dimasukkan dalam ember.

Ketika bersentuhan dengan air, tampak kedua kaki sang bayi gemetar tapi dia tetap kalem tak merengek.

Tidak berselang lama, sabun batang warna biru diusapkan di seluruh tubuh anaknya.

"Betul, ini sabun untuk orang dewasa, " kata Nurul kepada Tribunjateng.com.

Ketika dimandikan sang ayah di ember, Bilqis tak mengeluarkan suara sedikit pun.

Dia tetap tenang saat seluruh tubuhnya dilumuri minyak telon dan bedak bayi.

"Alhamdulillah, anak perempuan saya ini sangat jarang rewel dan tidak pernah sakit.

Mungkin dia tahu keadaan ayahnya, " beber Nurul.

Tidak berselang lama, Bilqis akhirnya menangis.

Sebotol susu formula yang dibeli Nurul seharga Rp 34 ribu per 200 gram masuk ke dalam mulut bayinya.

Bilqis pun diam, ayahnya lalu menggendong dengan kain.

"Ini sebentar lagi tidur, habis ini saya bawa melihat antrean angkot.

Kalau sudah jatah saya, baru saya narik lagi, " jelasnya.

Nurul sengaja memandikan anaknya di toilet terminal lantaran lebih mudah.

Kalau mandi di rumah, dia kesulitan karena harus meminta air ke tetangga.

"Di terminal sekalian mangkal angkot sekalian mandikan anak.

Sehabis mangkal sampai pukul 10.30 WIB, baru jemput anak saya yang satunya di SD Pancasila," paparnya.

Nurul dan Bilqis setiap hari berangkat bekerja dari rumah kontrakannya di Karangsari Timur, Wonosari, Kecamatan Ngaliyan pukul 06.00.

Mereka pulang sekitar pukul 22.00.

Ibunda Bilqis, Ariani Dwi Setyowati (21), telah meninggal pada November 2019 lalu.

Ketika berangkat, Nurul sekaligus mengantarkan anaknya yang pertama, Balqis Choirun Najwa (7), pergi bersekolah di SD Pancasila Semarang.

Dia lantas menjemputnya pukul 10.30 saat Balqis pulang sekolah.

Setelah itu, mereka bertiga bersama di dalam angkot sampai malam.

"Daripada saya tinggal di rumah kepikiran, bareng bertiga seperti ini saya lebih tenang.

Beginilah hidup jadi orangtua sendiri.

Apa pun itu harus tetap dijalani demi masa depan anak-anak, " jelasnya kepada Tribunjateng.com.

Kakak Bilqis, Balqis, mandi di rumah sebelum berangkat sekolah.

Bocah kecil itu sudah mandiri, mengenakan seragam sekolahnya tanpa bantuan Nurul.

Sang ayah yang merapikannya setelah mereka siap naik angkot ke sekolah. (iwan arifianto)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved