Berita Bisnis
Sri Mulyani Sebut Regulasi Mencekik Bikin Pengusaha Kurus-Kurus
Sri Mulyani mengungkapkan regulasi di Tanah Air tidak kompetitif dan tidak produktif akibat banyaknya pasal perundang-undangan.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Sri Mulyani mengungkapkan regulasi di Tanah Air tidak kompetitif dan tidak produktif akibat banyaknya pasal perundang-undangan.
Menteri Keuangan menjelaskan, saat ini ada sebanyak 82 undang-undang yang mengatur investasi di Indonesia.
"Pertama harus ada surat kelakuan baik, kemudian surat amdal, HGB segala macam.
• Sedih Lihat Monas Sekarang, Bang Yos Kenang Pindahkan Pohon di Semanggi
• China Akhirnya Izinkan Pakar Kesehatan AS Bantu Perangi Virus Corona
• Afifah Ifahnda Pemeran Zahra di Tukang Ojek Pengkolan Hilang Peran, Ini Aktivitasnya Kini
• Ayahnya Tinggalkan Keluarga Demi Jennifer Dunn, Ini Doa Shafa Harris Untuk Faisal Harris
Kita lihat semuanya menyebabkan konklusi 1.200 pasal yang mencekik, pantasan semuanya (pengusaha) slim slim (kurus-kurus)" ujarnya di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Sementara saat ini, lanjutnya, potensi nilai perekonomian Indonesia sudah hampir mendekati Rp 17.000 triliun dan agar bisa berjalan lancar butuh berbagai dorongan.
"Perlu konsumsi masyarakat, perusahaan investasi, perusahaan ekspor dan pemerintah dukung program-program itu," kata Sri Mulyani.
Selain itu, Sri Mulyani menambahkan, kalau mau produktif dan kompetitif juga harus ada transformasi di Indonesia dari sektor komoditas, baik pertanian atau pertambangan.
"Saat ini belum ada nilai tambah, diambil dari bumi dan langsung diekspor.
Ini mengakibatkan nilai tambahnya terjadi diluar Indonesia," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sri Mulyani: Regulasi Kita Mencekik, Pantes Pengusahanya Kurus-kurus. . .
• Bea Cukai Hentikan Sebuah Truk dari Jepara di Tol Batang, Bawa Ratusan Ribu Rokok Ilegal
• Heboh Telur Asin Diduga Palsu di Banyumas, Pedagang: Rasanya Getir dan Berwarna Hitam Kecoklatan
• Berbagi Foto Selfie, Wanita Ini Tak Sadar Dirinya Tak Sendiri
• Dulu Dibuang-buang karena Hanya Dianggap Makanan Ular, Kini Porang Laku Keras di Pasar Ekspor