Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hari Ini Utusan Khusus AS Temui Presiden Turki, Pasca Erdogan Marah, Pasukannya Diserang Suriah

"Semakin mereka menyerang pasukan kami, mereka akan membayar harga yang sangat, sangat mahal," ancam Erdogan dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Editor: deni setiawan
Adem ALTAN / AFP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dalam pertemuan kelompok partai di Majelis Nasional Besar Turki di Ankara, pada 5 Februari 2020. 

TRIBUNJATENG.COM - Tak sekadar ancaman, tetapi pula diklaim bakal terbukti ketika hal tersebut diabaikan oleh Suriah.

Kutipan kalimat tersebut secara umum menggambarkan kemarahan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan mengancam pemerintah Suriah yang harus bakal membayar mahal jika tentaranya diserang.

"Semakin mereka menyerang pasukan kami, mereka akan membayar harga yang sangat, sangat mahal," ancam Erdogan dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Inilah Nama Resmi Virus Corona, WHO Beberkan Filosofi Covid-19

Erling Haaland Bisa Memilih, Klub Rival Sekota Liga Inggris Siap Berebut Kontrak

Istri Baim Wong Tanyakan Kabar Bilqis, Begini Reaksi Nurul Saat Video Call Bersama Paula

Pada Senin (10/2/2020), pejabat Turki mengklaim mereka telah menetralkan 101 tentara Suriah, setelah lima serdadunya tewas diserang di Idlib.

Damaskus, yang disokong Rusia, melancarkan operasi militer untuk merebut Idlib, wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak sejak Desember 2019.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (12/2/2020), ratusan warga sipil tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi di tengah upaya pasukan pemerintah merebut kota demi kota.

Ankara mendukung kelompok pemberontak dalam konflik sejak 2011, dan mendirikan pos militer di Idlib berdasarkan kesepakatan dengan Rusia di 2018.

Dalam keterangan ofisial Ankara, setidaknya ada tiga pos pemantauan, begitu sebutan mereka, telah dikelilingi tentara Bashar al- Assad.

Erdogan pun melontarkan ancaman agar militer rezim Assad menarik diri dari wilayah mereka paling lambat hingga akhir Februari 2020.

Mantan Wali Kota Istanbul itu mengatakan Damaskus sudah "mendapat apa yang mereka inginkan" di Idlib.

Namun bagi Assad ternyata itu belum cukup.

Menanti Eden Hazard di Akhir Pekan, Laga Perdana Bersama Real Madrid Tahun Ini

Tahith Chong Tolak Perpanjang Kontrak Bersama Manchester United, Inter Milan Coba Nego Harga

Juventus Siap Berikan Apapun yang Diperlukan Pep Guardiola, Presiden Klub: Demi Gelar Juara

Sementara Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu menyerukan kepada Rusia dan Iran, sekutu lain Suriah, untuk menghentikan Assad menyerang Idlib.

"Para penjamin rezim (Assad) seperti Rusia dan Iran seharusnya bisa meminta rezim untuk menyudahi agresinya," kata Cavusoglu.

Delegasi Rusia yang terdiri dari pejabat militer dan intelijen dilaporkan menggelar perundingan di Ankara, mencari solusi atas konflik di Idlib.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved