Bully Siswi SMP Purworejo
Ganjar Pranowo Usul Tutup atau Leburkan Sekolah Terlibat Aksi Bully
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengusulkan untuk menutup sekolah tempat terjadinya bullying.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengusulkan untuk menutup sekolah tempat terjadinya bullying.
Dia pun berencana melebur sekolah berkapasitas murid kecil dengan sekolah lain di sekitarnya.
Hal ini disampaikan Ganjar sebagai tindak lanjut kasus bullying yang terjadi di sebuah SMP Purworejo.
• Nikahi Warga Cilacap, Bule Belanda Ini Nafkahi Istri dengan Jualan Kebab di Teluk Penyu
• Ini Reaksi Lucinta Luna Saat Polisi Beberkan Gender Semula Laki-laki Jadi Perempuan
• Viral di Media Sosial Video Siswi SMP di Purworejo Dibully Tiga Siswa, Polisi Bentuk Tim Khusus
• Siswi SMP Purworejo Dibully, Ganjar: Saya Telepon Kepala Sekolahnya, Besok Disdik Ambil Tindakan
Ganjar mengatakan, kasus bullying ternyata tak hanya terjadi di sekolah dengan kapasitas murid besar.
Sebagaimana terjadi di Purworejo, bullying juga terjadi di sekolah berkapasitas kecil.
Hal ini pun mengundang rasa penasaran Ganjar.
Berdasarkan penelusuran di laman Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah tempat terjadinya bullying hanya mendidik 21 siswa yang terbagi dalam tiga rombongan belajar (rombel).
Rombel 7 dan 8 masing-masing berisi 6 siswa, adapun rombel 9 terdiri dari 9 siswa.
Seluruh murid diampu oleh 8 guru dan 4 tenaga kependidikan.
“Sekarang mesti kita pikirkan bagaimana mengevaluasi sekolah seperti ini."
"Dengan sekolah berkapasitas sedikit jangan-jangan kapasitas sekolah utk menyelenggarakan pendidikan pun tidak mampu?” ujar Ganjar sesuai siaran pers yang diterima tribunjateng.com.
Ganjar berencana meminta masukan kepada seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan terkait kemungkinan untuk menutup sekolah tersebut atau melebur sekolah berkapasitas murid kecil dengan sekolah di sekitarnya.
“Mungkin kita harus berani ambil tindakan."
"Sekarang saya lagi minta regulasinya ditata dan saya minta kepada semua pemangku kepentingan pendidikan yang begini boleh gak sih dilikuidasi?"
"Saya kira kalau seperti itu gak ada muridnya atau gak bisa keluar dengan baik ditutup saja atau digabung dengan sekolah kiri kanannya,” tandas Ganjar.