Human Interest Story
Kisah Pilu Seorang Janda saat Tahu Anak Gadisnya Yang Masih SMA Dihamili Adiknya yang Masih SD
Bagi seorang ibu atau orang tahu yang tahu anak gadisnya hamil tentu bagaikan tersambar petir di siang bolong.
TRIBUNJATENG.COM -- Bagi seorang ibu atau orang tahu yang tahu anak gadisnya hamil tentu bagaikan tersambar petir di siang bolong.
Lebih-lebih, tahu siapa yang mengahamili anak gadisnya itu ternyata adiknya sendiri yang masish duduk di bangku sekolah dasar.
Itulah kisah pilu yang dirasakan seorang ibu yang diberitakan kemarin bahwa seorang siswi SMA dihamili oleh adik laki-lakinya yang masih SD di Pasaman, Sumbar.
Sang ibu awalnya tak tahu apa yang terjadi pada kedua anak kandungnya.
Sang ibu yang yang berinisial YM tersebut tahu setelah polisi menguak kasus ini.
Kasus ini bermula ketika mayat bayi ditemukan warga di daerah itu.
Setelah tahu apa yang terjadi dengan kedua anaknya, sang ibu mengaku sangat sedih dan menyesal.
YM (48) menyesali atas perbuatan dari kedua anaknya yang berinisial SHF (18) dan IK (13) itu.
Sebab, SHF yang sampai hamil dan melahirkan, tega membuang bayinya di saluran air dekat rumahnya.
• Jeritan Wanita yang Gabung ISIS: Saat Kewarganegaraan Dicabut, Saya Merasa Dunia Saya Hancur
• Megawati: Kalau Anaknya Tak Bisa, Jangan Dipaksa Maju di 2024, Kira-kira Siapa yang Disentil Mega?
• Duh Gusti! 7 Pasangan Mesum Kepergok di Kamar Kos Diantaranya Pelajar, Ditemukan Alat Kontrasepsi
• Momen Menarik Saat Sudjiwo Tedjo Tegur Politisi yang Main Ponsel saat Diskusi di ILC, Ini Videonya
Kasat Reskrim Polres Pasaman, AKP Lazuardi mengatakan, YM menyesal karena tak memperhatikan kondisi anak-anaknya.
Sebab, kedua anaknya itu sampai melakukan hubungan badan layaknya pasangan suami istri di rumahnya sendiri.
"Ibunya sedih dan menyesal," kata AKP Lazuardi, dikutip dari Kompas.com, Rabu (19/2/2020).
Lazuardi menyebut, kondisi ekonomi keluarga YM memang kurang.
YM harus menjadi tulang punggung bagi empat orang anaknya, setelah dirinya bercerai.
"Berdasarkan keterangan YM, dia terpaksa kurang memperhatikan anak-anaknya karena keadaan ekonomi."