Wabah Leptospirosis di Karanganyar
DKK Karanganyar dan B2P2VRP Salatiga Ambil Sampel Darah Manusia Upayakan Cegah Wabah Leptospirosiss
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar melakukan penelitian penyakit leptospirosis di Desa Gawanan Kecamatan Colomadu.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar melakukan penelitian penyakit leptospirosis di Desa Gawanan Kecamatan Colomadu.
Itu dilakukan untuk menindaklanuti kasus satu warga yang meninggal akibat terpapar penyakit kencing tikus tersebut bulan lalu.
Penelitian penyakit leptospirosis di Gawanan Kecamatan Colomadu dilakukan selama tiga hari mulai 20-22 Februari 2020.
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Musibah Murid SMPN Turi Saat Susur Sungai, 4 Siswi Meninggal Dunia
• Innalillahi, Korban Rumah Roboh di Semarang Meninggal Susul Ayah, Luka Parah Pinggang dan Kaki
• Sembilan Pemain Timnas Indonesia Dipulangkan Shin Tae-yong, Paling Banyak Asal Bali United
• Pengantin di Kudus Ini Kaget Seusai Ijab Kabul, Tamu Tak Diundang Bubarkan Resepsi Pernikahannya
Dalam penelitian tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Resevoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga serta Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karanganyar.
Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Puskesmas Colomadu I, Sugihartini menyampaikan, sebanyak 100 perangkap sudah dipasang di 25 rumah warga kemarin, baik di dalam rumah maupun di luar rumah yang sering dijamah tikus.
Perangkap itu tersebar di sekitar tempat tinggal satu warga yang terpapar leptospirosis.
Selain memasang perangkap tikus, pihaknya juga mengambil sampel darah warga yang tinggal di sekitar rumah warga terpapar leptospirosis, serta sampel tikus yang berhasil masuk perangkap yang dipasang kemarin.
"Sampai saat ini total 42 sampel darah manusia yang diambil dan 17 sampel tikus.
Perangkap hari ini kita pasang lagi, besok kita ambil (mengambil sampel)," katanya kepada Tribunjateng.com, Jumat (21/2/2020).
Dikatakannya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah di wilayah Desa Gawanan termasuk endemis penyakit leptospirosis.
Pasalnya, bulan lalu terjadi satu kasus leptosipirosis yang mengakibatkan satu warga sekitar meninggal dunia.
"Penelitian fokus di Gawanan Barat.
Warga yang diambil sample juga ditanya pola hidup kesehariannya.
Tanya jawab itu hubungannya dengan sampel.
Jika sampel itu positif atau negatif, ada hubungan tidak dengan keseharian warga.