Tragedi Susur Sungai
Pernyataan Lengkap Kepala SMPN 1 Turi yang Mengaku Tak Dilapori Kegiatan Susur Sungai Sempor
Kepala SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana mengaku tak tahu terkait adanya kegiatan susur sungai di area Sungai Sempor yang dilakukan para siswanya hingga ber
TRIBUNJATENG.COM, SLEMAN - Kepala SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana mengaku tak tahu terkait adanya kegiatan susur sungai di area Sungai Sempor yang dilakukan para siswanya hingga berujung petaka.
Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana mengatakan Pramuka memang menjadi kegiatan rutin sekolah, yang menjadi ekstrakurikuler.
Pembina Pramuka pun merupakan guru SMPN 1 Turi.
• Pembina Pramuka Ditetapkan Tersangka Tewasnya Sejumlah Siswa SMPN 1 Turi
• Pagi Ini, Pencarian Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Dilanjutkan, Tim Akan Menyelam di 5 Palung
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Rayakan Ultah, 2 Pelajar Tenggelam di Underpass Kulur Kulon Progo
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Bocah 6 Tahun Tewas Tertimpa Truk Odong-odong, Sang Kakak Selamat
"Kegiatan Pramuka memang rutin setiap hari Jumat, dari pukul 14.00 sampai 15.30. Ada tujuh pembina yang ikut dalam kegiatan susur sungai. Semuanya adalah guru SMPN 1 Turi," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana saat jumpa pers di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/02/2020).
Ia melanjutkan, pembina tidak berkoordinasi dengan kepala sekolah dalam pelaksanaan susur sungai.
"Kebetulan saya baru satu setengah bulan menjabat kepala sekolah, kegiatan Pramuka melanjutkan dari program lama. Jujur saya tidak tahu ada kegiatan susur sungai," lanjut Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana.
"Mungkin karena siswa berasal dari Turi dan sudah paham daerah Turi. Jadi mungkin ya menganggap itu biasa," sambung Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana.

Tutik juga memohon maaf atas musibah yang menimpa anak didiknya.
Pihaknya tidak menduga akan terjadi musibah seperti ini.
Pihaknya juga meminta dukungan dari masyarakat, agar keluarga dan kerabat korban yang meninggal diberikan kekuatan.
"Semoga korban yang belum ditemukan, segera ditemukan," tutup Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Titik Nurdiana.
BMKG Sudah Beri Peringatan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Staklim Mlati telah memberikan peringatan dini hujan ektrem sebelum terjadi banjir saat susur sungai yang dilakukan SMPN 1 Turi di Sungai Sempor, Donokerto, Turi.
Kepala BMKG Indonesia, Dwikorita Karnawati mengatakan BMKG selalu memberikan prakiraan cuaca selama tujuh hari dan selalu diulang setiap harinya.
BMKG juga rutin memberikan perkiraan cuaca dalam tiga hari.
Sebelum terjadi banjir, BMKG telah memberikan peringatan dini sebanyak dua kali. Peringatan dini pertama disampaikan pada pukul 13.15.
Peringatan dini tersebut dikeluarkan karena muncul awan Kumolunimbus yang bergerak masuk ke DIY melalui Sleman bagian Utara.
"Peringatan dini pertama kita keluarkan dan berlaku pukul 13.45 sampai 15.45. Peringatan dini itu karena dari pantauan radar ada awan CB (Kumolunimbus) belum masuk DIY, tetapi diperkirakan akan masuk DIY dalam waktu 30 menit,"katanya saat jumpa pers di BMKG Staklim Mlati, Sabtu (22/02/2020).
Peringatan dini yang kedua dikeluarkan sekitar pukul 15.00, karena muncul awan Kumolunimbus yang berpotensi hujan ekstrim.
Menindaklanjuti hal tersebut, BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini yang berlaku pukul 15.30 sampai 16.30.
"Awan CB sudah luruh. Kemudian kami melihat lagi awan CB menggantung. Kalau dalam citra radar itu berwarna merah. Diperkirakan akan terjadi hujan, maka kami keluarkan peringatan dini yang kedua," sambungnya.
Dwikorita turut berbelasungkawa atas terjadinya kecelakaan sungai saat susur sungai di sungai Sempor, yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi.
"Kami mengucapkan turut berdukacita atas kejadian tersebut. Kami prihatin atas kejadian ini," ujarnya.
Pembina Pramuka jadi tersangka
Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah memeriksa 13 saksi atas tragedi susur sungai Sempor oleh siswa SMPN 1 Turi Sleman, satu di antaranya telah ditetapkan tersangka.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto mengatakan dari 13 orang itu tujuh di antaranya adalah pembina Pramuka, sisanya adalah dari Kwarcab Kabupaten dan warga.
Berdasarkan pemeriksaan, Yuliyanto menerangkan bahwa dari tujuh orang pembina tersebut, satu orang tinggal di sekolah untuk menjaga barang-barang para siswa. Enam ikut ke sungai.

"Enam orang itu ikut mengantar anak-anak ke sungai. Dari enam orang itu, empat orang ikut turun ke sungai. Ada seorang yang meninggalkan lokasi karena ada keperluan. Sedangkan seorang lagi, menunggu di titik finish-nya yang berjarak sekitar 1 kilometer dari start," terangnya sebagaimana dilansir dari Tribunjogja.com.
Yuliyanto melanjutkan, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY telah menaikkan status penyelidikan menjadi penyidikan.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Yulianto saat memberikan keterangan terkait dengan tragedi susur sungai di SMP N 1 Turi, Sabtu (22/2/2020). (Tribun Jogja/ Christi Mahatma Wardhani)
"Kita juga sudah menaikkan status salah satu saksi itu dengan inisial IYA menjadi tersangka.
Saat ini, yang bersangkutan sedang dilakukan pemeriksaan, dilakukan BAP sebagai tersangka," terangnya.
Adapun IYA (36) kelahiran Sleman seorang pembina pramuka sekaligus sebagai guru olahraga dari SMP N 1 Turi.
Yuliyanto menekankan bahwa tersangka IYA-lah yang meninggalkan para siswa di sungai.
Pasal yang didikenakan adalah 359 KUHP kelalaian yang mengakibatkan orang meninggal dunia dan pasal 360 KUHP karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain luka-luka.
Ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.
Terkait apakah ada kemungkinan bertambahnya tersangka, Yuli menuturkan bahwa itu tergantung hasil pemeriksaan saksi-saksi.
Ia pun juga menjelaskan bahwa polisi belum meminta keterangan dari siswa karena mereka masih mengalami trauma atas kejadian kemarin.
"Kita akan proaktif mendatangi mereka untuk melakukan pemeriksaan. Dari Polda DIY juga menyiapkan petugas untuk trauma healing.
Besok ketika sudah masuk sekolah ada terapi secara psikologis kepada anak-anak itu," paparnya.
Terkait pemeriksaan kepada kwarcab kabupaten, itu terkait bagaimana aturan-aturan yang ada di kepramukaan termasuk management risiko kegiatan pramuka. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pernyataan Lengkap Kepala Sekolah SMP N 1 Turi, 'Jujur Saya Tidak Tahu Ada Kegiatan Susur Sungai'