Berita Piknik
Cerita Para Pelaku Pariwisata Asal Jabar Susah ‘Move On’ dari Karimunjawa
Upaya mendongkrak kunjungan wisatawan ke kepulauan Karimunjawa, Jepara, Pemprov Jateng mengajak ASPPI DPC Wilayah III Jawa Barat ke Karimunjawa.
Penulis: m nur huda | Editor: m nur huda
Ember yang menjadi tempat penetasan telur, disimpan di sebuah tempat mirip rumah. Gentingnya transparan agar cahaya matahari bisa masuk. Jendelanya pun banyak untuk mengontrol suhu.
"Biasanya telur menetas setelah 60 hari. Kira-kira 70 persen yang menetas," bebernya.
Meski tukik-tukik yang menetas cukup banyak, lanjutnya, jumlah yang selamat ketika dilepas di laut, hanya sedikit.
• Kemenhub Targetkan Pengembangan Bandara Dewadaru Karimunjawa Selesai 2022
• Disporapar Jateng Mantapkan Konsep Pengembangan Waterfront City Karimunjawa
"Seribu banding satu. Artinya, seribu yang dilepas, biasanya yang survive hanya satu. Yang lain dimakan predator," paparnya.
Pelepasan tukik dilakukan sore untuk menghindari predator. Sebab, biasanya pagi hingga siang, banyak predator yang siap memangsa tukik. Semisal elang dan ikan.
Kegiatan konservasi penyu sudah ada sejak 2003. Saat itu berada di Kemujan dan sempat dipindah di Pulau Menjangan Besar. Pada 2013 dipindah lagi ke Pulau Legon Jaten hingga saat ini.
Selain melepas tukik, rombongan juga diajak berdiskusi dengan pengelola penginapan di Karimunjawa.
Berdasarkan catatan Paguyuban Karimun Asri, tahun 2018 terdapat 58 homestay di Kelurahan Karimun. Hanya berselang setahun jumlahnya bertambah menjadi 78 homestay.

Petinggi atau Kepala Desa Karimun, Arif Rahman, mengatakan menjamurnya homestay tersebut merupakan hal yang bagus untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Menurut dia, dari jumlah Homestay di Kelurahan Karimun hanya 10 persen saja yang dikelola oleh orang dari luar Karimun.
"90 persen milik warga lokal dan dikelola sendiri. Kami juga ada pelatihan secara rutin kepada penyedia jasa homestay. Agar mereka bisa terus meningkatkan pelayanan dan fasilitas bagi tamu," kata Arif.
Meski mulai banyak hotel yang dibangun di wilayahnya, masyarakat tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Alasannya, masing-masing memiliki segmen pasar tersendiri.
Ketua ASPPI DPC Wilayah III Jawa Barat, Abdul Rozak, mengatakan dengan kunjungan ini, pihaknya semakin mengerti sistem kerja pariwisata di Karimunjawa.
Menurut dia, banyak pengalaman dan gambaran baru untuk cara mengelola paket pariwisata di Karimunjawa ini nantinya.
"Kami datang langsung, bertemu penyedia homestay langsung, melihat langsung kondisi alamnya. Luar biasa, kami jadi punya gambaran nanti mau bagaimana untuk menjual wisata Karimunjawa ini kepada pelanggan kami di wilayah Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan,"katanya.
