Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jatim

Jatim Hari Ini : Menantu Bunuh Mertua Hingga Pembunuhan Berencana Siswa SMA Terhadap Anak SD

Ada sejumlah berita dari Jawa Timur yang hari ini mencuri perhatian banyak pembaca, Kamis, 27 Februari 2020.

Editor: galih permadi
SURYA.co.id/M Taufik
Pengakuan Totok dalam kasus menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo, kronologinya berawal dari pinjam uang Rp 3 juta tapi tidak diberi, 

TRIBUNJATENG.COM - Ada sejumlah berita dari Jawa Timur yang hari ini mencuri perhatian banyak pembaca, Kamis, 27 Februari 2020.

Mulai pembunuhan menantu hingga pembunuhan kakak beradi.

Simak berita-berita menarik di Jawa Timur Surabaya dan sekitarnya Kamis, 27 Februari 2020.

BREAKING NEWS : SMAN 1 Pangkah Tegal Terbakar, Adi Gagal Padamkan Api

Remaja Kudus Pelaku Bullying Ketakutan, Tak Masuk Sekolah dan Kabur dari Rumah Seusai Video Tersebar

Viral Orang Mematung 7 Jam di Kebumen, Satpol PP: Kami Hanya Temukan Obat Bertuliskan Mr X

Setahun Jadi Youtuber Ngapak Cilacap, Nasib Riyanto Berubah Drastis, Ini Curhatnya Soal Gadis Cantik

Berita Surabaya hari ini populer diawali dengan kasus seorang menantu tega membunuh ibu mertuanya di Sidoarjo.

Pelaku mengaku nekat melakukan hal keji itu lantaran tak dipinjami uang Rp 3 juta untuk mengambil ijazah istrinya.

Lalu, kasus manipulasi aplikasi ojek online (ojol) juga terangkum dalam berita Surabaya hari ini populer.

Pelakunya bernama M Zaini (35) warga Sukoharjo, Klojen, Kota Malang, dan berhasil dibekuk Ditreskrimum Polda Jatim pada Rabu (26/2/2020).

Dalam penangkapan tersebut, terungkap modus cerdik pelaku memanipulasi aplikasi ojol dari perusahaan Gojek.

Berikut rangkuman beritanya:

1. Pengakuan Menantu Bunuh Ibu Mertua di Sidoarjo

Terungkap sudah motif menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo setelah pelakunya ditangkap polisi tak jauh dari rumah korban.

Pengakuan pelaku adalah karena tak dipinjami uang Rp 3 juta untuk mengambil ijazah istrinya. Hal itu membuat pelaku bernama Totok Dwi Prasetyo (25) ini kalap dan membunuh ibu mertuanya.

Totok Dwi Prasetyo tega menghabisi nyawa ibu mertuanya sendiri, Siti Fadilah (48), warga Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo hanya karena pinjam uang tidak diberi.

Pria 25 tahun yang tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo itu pinjam uang Rp 3 juta.

"Untuk mengambil ijazah istri," jawab bapak satu anak tersebut ketika ditanya penyidik Reskrim Polresta Sidoarjo.

Dia datang ke rumah mertuanya sekira pukul 09.00 WIB. Rumah sedang sepi, korban saat itu di rumah sendirian.

Karena tak diberi pinjaman, pelaku kalap. Dia menghabisi nyawa mertunya kemudian bersembunyi di rumah familinya di Desa Ganting.

Korban dikunci di dalam rumah. Baru sekira pukul 12.30 WIB, jenazahnya ditemukan oleh anak ketiganya.

Tak sampai 24 jam, anggota Polres Sidoarjo berhasil menangkap pembunuh ibu mertua di Sidoarjo yang sebelumnya ditemukan tewas tergeletak.

Ternyata, pembunuh ibu di Sidoarjo itu adalah menantunya sendiri, Totok Dwi Prasetyo.

Pria yang bertempat tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo dibekuk polisi .

Sebelumnya, ibu mertua Totok yang bernama Siti Fadilah (48), warga Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo ini tewas diakibatkan adanya pukulan benda tumpul.

Berikut kronologi penangkapan mantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo secara lengkap yang ada di artikel ini.

Menurut keterangan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji, penangkapan terhadap Totok itu dilakukan di tempat keluarganya di Desa Ganting.

Lokasi desa itu tak jauh dari rumah ibu mertua Totok.

"Pelaku ditangkap di tempat keluarganya yang berada di Desa Ganting.

Tak jauh dari rumah korban," ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.

Ia menabmbahkan, Totok merupakan suami Nafisah, anak kedua korban.

Dia datang ke rumah mertuanya sekira jam 09.00 WIB.

Saat itu rumah dalam kondisi sepi, korban sendirian di rumah.

Siasat liciknya untuk menghilangkan jejak, Totok meninggalkan jasad ibu mertuanya di dalam rumah lalu pintu rumah dikunci dari luar.

"Setelah menghabisi mertuanya sendiri, dia mengunci rumah dari luar.

Kemudian bersembunyi di rumah keluarganya yang berada di desa setempat," urai Sumardji.

2. Pria Ini Manipulasi Aplikasi Ojol

Ditreskrimum Polda Jatim membekuk manipulator aplikasi ojek online (ojol), Rabu (26/2/2020).

Pelaku bernama M Zaini (35) warga Sukoharjo, Klojen, Kota Malang.

Praktik manipulasi yang dijalankan pelaku berlangsung kurun waktu tujuh bulan, sejak Agustus 2019 silam.

Modusnya, pelaku memanipulasi aplikasi ojek online dari perusahaan Gojek, untuk membuat sejumlah akun driver, akun customer dan akun Gofood & Gobiz fiktif.

Catatan hasil pemeriksaan, pelaku menjalankan praktik curangnya itu menggunakan 41 akun driver, 30 akun pemilik restoran dan puluhan akun customer dengan memanfaatkan 8.850 SIM card yang telah teregistrasi.

Pelaku ditengarai memiliki kemampuan lebih dalam bidang IT. Pasalnya, polisi mendapati segala bentuk praktik manipulasi tersebut dilakukan seorang diri.

Melalui praktik culas berbasis siber, kurun waktu tiga bulan, pelaku bisa meraup keuntungan sekitar Rp 500 Juta melalui bonus pembelian melalui aplikasi,.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan memastikan kejahatan manipulator aplikasi ojek online ini akan terus dikembangkan.

Pasalnya, muncul dugaan pelaku bergerak seorang diri dalam pertautan jaringan besar manipulator aplikasi ojek online.

"Ini marak sekali. Makanya kami sudah perintahkan Krimum kembangkan kasus ini. Karena ini terorganisir, pelakunya bisa bertambah," katanya di Mapolda Jatim, Rabu (26/2/2020).

Pelaku bakal dikenai Pasal 35 Jo. Pasal 51 Ayat (1) UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan atau Pasal 378 KUHP, dengan ancaman 12 tahun kurungan penjara.

"Nah ini akan kami kembangkan. Ini memanipulasi data, UU ITE kena semuanya," pungkasnya.

Sementara, Zaini mengaku memanipulasi aplikasi Gojek menggunakan banyak akun.

"Buat akun order sendiri. Digunakan untuk login awal. Setelah itu kesimpan otomatis," ujarnya.

Sementara itu, Head, Corporate Affairs Gojek Jatim & Bami Nusra, Alfianto Domy Aji mengapresiasi langkah taktis Polda Jatim mengungkap kasus yang diakuinya merugikan perusahaannya.

Ia mengakui adanya praktik kasus ini merugikan pihak mitra yang berhubungan baik dengan perusahaannya.

Perihal teknis pengembangan kasus tersebut, Domy menegaskan, pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya pada Polda Jatim.

"Terkait hal-hal teknis adalah ranah kepolisian. Kami menemukan indikasi awal dan cepat-cepat koordinasi dengan Polda Jatim," pungkas Domy.

Siswa SMA Bunuh Anak SD

Persekongkolan Jahat Kakak Beradik Siswa SMA Bunuh Siswa SD, Balas Dendam Adik Bungsu Pelaku Dipukul.

Tersangka TS (19) bersama adik kandungannya, tersangka IS (17) terbukti melakukan persekongkolan jahat untuk menghabisi nyawa korban Ardyo Wiliam Oktavianto (13) siswa kelas IV SDN Ketamas Dungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.

Tersangka begitu biadab menganiaya korban dengan cara dicekik hingga tewas bahkan menusuk dubur korban menggunakan bambu.

Tersangka TS pelajar SMA ini merupakan pelaku utama berperan sebagai eksekutor yang membunuh korban.

Jenazah korban Ardyo di temukan warga di bawah jembatan kawasan hutan jati, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

Latar belakang kedua tersangka membunuh karena dendam.

Tersangka TS sakit hati karena tidak terima korban pernah memukul adik bungsunya bernama SS (13) yang merupakan teman sekelas korban di SDN Ketamas Dungus.

Tersangka TS warga Dusun Sangkan, Desa Ketamas Dungus, merupakan anak kedua dari empat bersaudara. 

Empat bersaudara itu yakni kakak perempuan TS, tersangka TS (19), tersangka IS (17) dan SS (13).

Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Bogiek Sugiyarto mengatakan motif kasus kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan korban meninggal adalah dendam.

"Dua tersangka dendam karena korban pernah memukul adik bungsunya pada 26 Januari 2020," ungkapnya di Polres Mojokerto Kota, Rabu (26/2/2020).

Bogiek menjelaskan, penganiayaan dan kekerasan disertai pembunuhan terhadap korban terjadi selang tiga hari pasca pemukulan itu yakni, Kamis (29/1/2020).

Motif dendam inilah memicu kedua tersangka mencari korban kemudian terjadilah kekerasan yang menyebabkan korban meninggal.

"Korban meninggal karena dicekik oleh pelaku dan kepalanya dibenturkan ke tembok pembatas jembatan," ungkapnya.

Masih kata Bogiek, lokasi pembunuhan dan penemuan jenazah korban di Jembatan Gumul, kawasan hutan jati Kecamatan Kemlagi.

Kedua pelaku menganiaya korban sampai jatuh tersungkur, diduga korban sudah meninggal.

Setelah itu tersangka TS mengambil sebilah bambu dengan panjang 22 sentimeter yang sudah dipersiapkannya. Dia menusukan bambu itu ke arah dubur korban.

"Apa motifnya kok tersangka seperti itu sampai saat ini masih kita dalami," jelasnya.

Ditambahkannya, tersangka TS mendorong tubuh korban dari atas jembatan hingga terjatuh ke dasar sungai setinggi 5 meter tersebut.

Tersangka SS hanya menyaksikan tersangka TS melakukan penganiayaan sampai menyebabkan korban meninggal.

"Korban jatuh didorong tersangka masuk ke dalam aliran sungai di bawah jembatan itu setelah korban ditusuk menggunakan bambu di bagian duburnya," ujar Bogiek.(*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul BERITA SURABAYA Hari ini Populer, Pengakuan Menantu Bunuh Ibu Mertua & Pria Manipulasi Aplikasi Ojol

Perjuangan Febri Manusia Kayu Salatiga 17 Tahun Terbaring di Kasur, Jadi Youtuber Sambung Hidup

Penuturan Totok Seusai Bunuh Ibu Mertua, Polisi Kaget Pelaku Nekat Membunuh Gara-gara Uang Rp 3 Juta

Detik-detik Ibu Hamil Tertabrak Mobil Disaksikan Suami, Istri dan Bayi Penantian 7 Tahun Meninggal

Duda Dory Harsa Penabuh Gendang Didi Kempot Mesra dengan Nella Kharisma : Beb!, Status Cak Malik?

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved