Berita Regional
Wisnu Wardhana Rancang The Croc Kapal Perang Canggih, Kapal Bergerak Lebih Cepat
ITS Surabaya segera merampungkan kapal perang canggih rancangan dosen dan mahasiswanya.
TRIBUNJATENG.COM, SURABAYA - ITS Surabaya segera merampungkan kapal perang canggih rancangan dosen dan mahasiswanya.
Kapal perang karya dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) telah rampung 90 persen.
Namun, untuk keseluruhannya diperkirakan selesai akhir tahun 2020.
• Siswi SMP Kudus Dibully Gara-gara Hal Sepele, Pelaku Tampar Korban : Trauma Tak Bisa Tidur dan Makan
• Saya Lihat 5 Pejalan Kaki Menyeberang Lalu Hilang, Kata Sopir Truk Kecelakaan di Banyumanik
• Penuturan Totok Seusai Bunuh Ibu Mertua, Polisi Kaget Pelaku Nekat Membunuh Gara-gara Uang Rp 3 Juta
• Viral Orang Mematung 7 Jam di Kebumen, Satpol PP: Kami Hanya Temukan Obat Bertuliskan Mr X
Kapal kapal perang canggih karya Pusat Studi Kelautan LPPM ITS Surabaya diberi nama The Croc .
Terbuat dari aluminium dan dilengkapi dengan dua mesin 350 tenaga kuda.
Selain itu kapal ini memiliki ukuran lebih kecil dari kapal pada umumnya dan memiliki panjang 12 meter dengan lebar dan tinggi hanya 3 meter.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena perancang kapal perang Ir Wisnu Wardhana MSc PhD menjelaskan bahwa hal itu agar kapal dapat bergerak lebih cepat karena bebannya sendiri hanya berkisar 15 ton.
Wisnu mengatakan kapal perang yang berkapasitas empat orang tersebut dapat berubah menjadi tiga mode yakni Hydrofoil Mode, Konvensional Mode, dan Submarine Mode.
"Pertama, Hydrofoil Mode kapal akan melayang untuk bergerak lebih cepat hingga mencapai kecepatan 35-40 knot karena kapal memiliki bagian sayap dipasangkan pada penyangga di bawah lambung kapal," kata Wisnu.
Sedangkan, Konvensional Mode merupakan mode saat kapal di atas permukaan seperti kapal pada umumnya dan memiliki kecepatan 25 knot.
Selain itu agar kapal terhindar dari radar kapal juga dilengkapi dengan Submarine Mode yang mampu menyelam sedalam 5-10 meter dan memiliki kecepatan 15 knot.
"Kapal ini cocok digunakan sebagai kapal pengintai yang dapat dipakai untuk menangkap para pencuri ikan di laut Indonesia, seperti Kalimantan atau Sulawesi," kata dosen Teknik Kelautan ITS tersebut.
Tak sendirian, dalam proses pembuatan Wisnu dibantu 6 pegawai dan saat ini terdapat 3 mahasiswa terlibat dalam pembuatan kapal canggih The Croc yang telah menghabiskan biaya Rp 4 miliar ini.
Salah satunya ialah Elyas Nur Fridayana mahasiswa S2 Teknik Kelautan menganggap ini menjadi peluang riset dan pengerjaan kapal sendiri.
"Ini menjadi kesempatan yang sangat berharga, saya dapat melakukan riset untuk melakukan pengembangan, manufacturing, fabrikasi, dan pengerjaan disini," katanya.