Berita Jawa Tengah
Disnakkeswan Jateng: 2023, Target Bebas Brucellosis
Penyelenggaraan lalu lintas hewan ternak dan produk hewan harus diawasi secara serius terutama di pintu masuk atau perbatasan Jawa Tengah.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Zoonosis atau penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia menjadi prioritas pengendalian Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Jawa Tengah.
Penyakit yang ditularkan ini bisa saja membahayakan nyawa manusia.
Penyelenggaraan lalu lintas hewan ternak dan produk hewan harus diawasi secara serius terutama di pintu masuk atau perbatasan provinsi ini.
• Pabrik Obat HIV AIDS di Semarang, Setahun Produksi 150 Juta, Ganjar: Ini Harapan Baru Bagi ODHA
• Kalau Said dan Mat Solekan Mau Menggugat, Silakan Ajukan ke Bawaslu Demak
Kepala Disnakkeswan Jateng, Lalu Muhamad Syafriadi menuturkan, ada lima jenis zoonosis dari 25 yang termasuk membahayakan manusia.
"Yang menjadi perhatian khusus kami yakni rabies, antraks, brucellosis, avian influenza, dan hog cholera," kata Lalu kepada Tribunjateng.com, Kamis (27/2/2020).
Menurutnya, selain menyebabkan kematian, zoonosis tersebut juga menyebabkan kerugian ekonomi sangat besar.
Brucellosis misalnya.
Anak hewan yang dilahirkan dan terkena penyakit ini bisa mati.
Kerugian karena penyakit ini pada sapi perah juga berupa turunnya produksi air susu.
Jika terbebas dari penyakit ini, swasembada daging bisa dilakukan karena pasokan pun meningkat.
"Penyakit ini bisa menurunkan produksi susu, keguguran sapi. Jika terkena manusia, juga akan mengakibatkan keguguran atau abortus," jelasnya.
• Di Dalam Tanah Sudah Mirip Bubur, Peringatan Bupati Batang: Waspada Warga Desa Jolosekti
• Belajar Iklim Toleransi Bermasyarakat, DPRD Tomohon Kunjungi Salatiga
Meskipun masih ada kasus di Jateng, namun jumlahnya sedikit.
Lalu menargetkan Jateng bebas brucellosis pada 2023.
Namun, tidak hanya Jateng, ia berharap provinsi tetangga juga memiliki target serupa.
Hal itu lantaran Jateng memiliki lalu lintas ternak tinggi, sehingga dimungkinkan banyak hewan ternak dari provinsi lain yang masuk.