Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Yogyakarta

FAKTA BARU : Siswa SMPN 1 Turi Ini Ungkap 'Rapat Online' Jelang Susur Sungai Maut di Sempor

Seminggu berlalu sejak tragedi Kali Sempor, Jumat (21/2/2020), seorang siswa SMPN 1 Turi, Sleman, mengungkap kisah lain jelang petaka

Tribunjogja.com/Setya Krisna Sumaro
Seminggu berlalu sejak tragedi Kali Sempor, Jumat (21/2/2020), seorang siswa SMPN 1 Turi, Sleman, mengungkap kisah lain jelang petaka yang merenggut 10 nyawa itu. 

tapi kesulitan karena jalan penuh semak dan rumpun bambu.

Saat sedang mencari jalan itu, Abi mendadak melihat air sungai menderas.

Jerit , tangis, dan teriakan minta tolong terdengar bersahut-sahutan.

Abi berlari turun ke tepi bawah Kali Sempor, namun gelombang air bah makin besar.

Ia melihat banyak sekali adik kelas dan teman-temannya tersangkut batu, berpegangan akar pohon dan dahan di tepi kali.

Abi menolong sebisanya yang bisa ia jangkau.

Tak ingat lagi berapa tangan-tangan temannya yang ia raih, lalu diseret menepi.

Juga tak tahu berapa tangan yang sempat ia raih tapi lepas dari pegangan.

Mereka yang tersangkut di batu-batu besar di tengah sungai, sulit dijangkau karena tidak ada sarana penolong.

Ketika warga sekitar berdatangan, ada yang bawa galah, tangga bambu dan tali, baru usaha penyelamatan bisa dilakukan.

“Saat itu saya tidak tahu berapa yang hanyut, hilang, dan ada yang meninggal atau tidak, kita semua belum tahu,” akunya.

Ketika semua di sekitar lokasi Abi berada sudah bisa menepi, anak-anak kelas 7 dan 8 itu dievakuasi ke rumah penduduk di dekat sungai.

“Ada yang lemas, topi, pet, sepatu, ada yang lepas dan hanyut,” lanjutnya.

Setelah itu semua yang ada di lokasi dipindahkan ke sebuah masjid, dekat lokasi outbond Lembah Sempor.

Sesampai di masjid itu, sudah berdatangan polisi, tentara, relawan, dan bantuan tenaga SAR.

Abi dan kawan-kawan selanjutnya diangkut menggunakan truk pasir, menuju Puskesmas Turi.

Di Puskesmas Turi, murid-murid yang ada didata.

Sebagian yang sakit dibawa ke Klinik SWA, karena Puskesmas Turi sudah tidak mampu menampung.

Abi sore itu, menjelang Magrib, karena merasa masih cukup bugar, kembali bersama temannya ke sekolah.

Tapi ia kembali ke Puskesmas Turi lagi, berkumpul bersama teman-temannya yang lain.

Di perjalanan, ia bertemu ayahnya yang ngebut dari Bandara Adisucipto setelah panik dikabari istrinya, Abi ikut bersama siswa-siswi yang hanyut akibat air bah di Kali Sempor.

Sesudah merasa cukup di Puskesmas Turi, setelah didata dan dipastikan ia selamat oleh petugas posko, Abi pulang ke rumahnya di Jamblangan, menjelang pukul 19.00.

Ia dilarang keluar rumah lagi oleh orang tuanya, hingga keesokan harinya ketika ia ke sekolah dan ikut melayat teman-temannya yang ditemukan meninggal.

“Sepanjang malam itu saya ikuti perkembangan lewat online, IG dan informasi di WA,” kata putra pertama dari dua bersaudara ini.

Abi mengungkap pada Sabtu (22/2/2020), ketika anak-anak berbagai kelas berkumpul di sekolah, kemarahan, kekesalan, membuncah.

Perhatian mereka tertuju satu sosok guru pembina.

Abisa sekali lagi menyodorkan ponselnya ke Tribunjogja.com, menunjukkan dua foto graffiti di dinding dan tembok sekolah.

Grafiti besar yang nadanya mencaci maki seorang guru pembina. Abi menyebut grafiti itu sekarang telah dihapus atau ditutupi cat baru.(Tribunjogja.com/xna)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Abi Ungkap 'Rapat Online' Jelang Petaka Air Bah Susur Kali Sempor SMPN 1 Turi

Mutia Ayu Istri Glenn Fredly Melahirkan Anak Pertama, Ini Nama Indah Sang Putri

NH Dini di Google Doodle 29 Februari Hari Ini, Google Memperingati Hari Kelahirannya

Polisi Pekalongan Amankan Pria Curi Susu, Tak Percaya Alasannya Saat Dicek di Rumahnya Bikin Haru

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved