Berita Pembunuhan
Sadisnya Cara Ayah Kandung Paksa Mayat Putrinya Masuk Gorong-gorong dan Dibonceng Motor Dulu
Untuk mengelabui polisi, Budi Rahmat membuang jasad anaknya ke gorong-gorong sekolah, begini kronologinya.
Anom mengatakan, pengungkapan kasus ini sendiri berawal dari temuan jejak sepatu korban dan sandal pelaku di lokasi kejadian saat proses penyelidikan.
"Kasus ini terungkap berawal dari temuan jejak sepatu korban dan sandal pelaku di lokasi kejadian," jelasnya.
Anom mengatakan, pelaku nekat membunuh anaknya karena emosi saat korban meminta uang untuk acara studi tour ke Bandung sebesar Rp 400.000 yang akan dilaksanakan di sekolahnya.
"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cekcok dengan pelaku.
Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," jelasnya.
Anom menambahkan, pelaku mengaku setelah cek cok bersama anaknya itu emosi dan kesal mencekik korban sampai meninggal.
Setelah anaknya meninggal, seusai bekerja pukul 21.00 WIB, pelaku membawa jasad korban dan menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekiolah SMPN 6 Tasikmayaya.
Sampai akhirnya mayat Delis ditemukan oleh seorang warga sekitar di tempat penemuan mayat korban di gorong-gorong karena curiga saluran airnya mampet pada Senin (27/1/2020).
Ibu Punya Firasat Gara-gara Seragam
Gara-gara lihat seragam putrinya, ibu DS, siswi SMP di Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong dapat firasat soal pelaku.
Sebelum pembunuh anaknya terungkap, Wati Fatmawati, ibu kandung DS (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong sekolahnya mendapatkan firasat.
Dirinya mendadak mendapatkan firasat jika kebenaran akan kematian DS akan segera terungkap.
Sejak awal, Wati sudah memiliki perasaan bahwa putrinya yang ditemukan tewas masih dalam balutan seragam pramuka menjadi korban pembunuhan.
Akan tetapi, Wati memilih diam dan tidak menuduh siapa-siapa.
Ia sepenuhnya menyerahkan kepada polisi untuk mengungkapkan siapa pembunuh putrinya.