Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Grobogan

Kiai dan 5 Santriwati Tenggelam di Lubang Galian C Grobogan, ESDM Jateng Bentuk Tim Investigasi

Kiai dan lima santriwati meninggal tenggelam di lubang bekas galian C di Grobogan, Jawa Tengah

istimewa
Kiai dan 5 santri tenggelam di lubang galian C di Brati, Grobogan 

Kiai dan lima santriwati meninggal tenggelam di lubang bekas galian C di Grobogan, Jawa Tengah 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah telah mengerahkan tim untuk menginvestigasi meninggalnya enam warga karena tenggelam di kubangan bekas galian C.

Musibah itu menimpa satu kiai pengasuh dan lima santri Pondok Pesantren Alatafiah Dusun Subotuwo, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Grobogan.

"Tim ESDM Provinsi Jateng sudah ke lokasi kejadian," kata Kepala Dinas ESDM Sujarwanto Dwiatmoko kepada Tribunjateng.com.

Gagal Rampok Mobil, Begal Jerat Leher Driver Grab Boyolali Pakai Kabel USB dan Tusuk Perut Sisi Kiri

Janda Sebatangkara Meninggal di Kamar Mandi, Sempat Digigit Biawak, Baru Dapat Arisan PKK 600 Ribu

Rudy Katakan pada Kader, Purnomo-Teguh Pasti Menang Tapi Nyambut Gawe, Ini Tanggapan Gibran

BREAKING NEWS: Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Pinggir Jalan Tol Muktiharjo Semarang

Dia menegaskan  pemerintah tidak tinggal diam, melakukan investigasi atas musibah yang menimpa kiai dan santrinya itu.

Tim akan meneliti sebab kejadian serta mencari pelaku dab penanggung jawab pertambangan tersebut.

Sujarwanto juga memastikan bahwa kubangan tersebut bekas galian C yang tidak berizin atau ilegal.

"Ini tidak berizin. Kami akan minta pertanggungjawaban terhadap pengelolanya," tandasnya.

Berdasarkan data di instansinya, galian tanpa ijin di Jateng mencapai 187.

Sedangkan yang berizin ada 324 tambang.

Untuk yang mengantongi izin, pihaknya telah meminta adanya reklamasi usai penambangan dilakukan.

Pemilik tambang galian C diminta untuk menaati aturan yang berlaku.

Semua pemilik tambang juga telah diundang untuk mendapatkan pengarahan di Wisma Perdamaian Semarang, baru-baru ini.

"Dalam pertemuan tersebut, disampaikan bahwa jangan setelah masa tambang selesai terus tidak direklamasi.

Lalu, jangan sampai melebihi koordinat yang sudah ditentukan. S

emua aturan harus dilakukan sebaik-baiknya," kata Kepala Bidang Minerba Dinas ESDM Jateng, Agus Sugiarto.

Ia menyatakan banyak mendapatkan teguran dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terkait bencana alam yang kerap terjadi di sekitar lokasi tambang.

Selain itu, banyak pula korban jiwa yang berjatuhan akibat adanya bekas tambang yang tidak dipulihkan kembali.

"Kalau bukan kejadian tertimbun tanah, ya anak kecil tenggelam di bekas penambangan.

Jadi kalau ada bekas yang sudah ada airnya, harus diberi pagar atau papan peringatan.

Itu juga sudah saya katakan berkali-kali tapi masih saja ada yang lalai," tandasnya.

Musibah di kubangan bekas galian C di Dusun Sobotuwo, Desa Kronggen, Kecamatan Brati, terjadi Senin pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Bekas kerukan ekskavator galian c yang beroperasi selama beberapa tahun ini membentuk cekungan.

Cekungan kini nampak menyerupai danau lantaran dipenuhi air hujan.

"Enam orang tewas dan dua orang selamat," kata tokoh masyarakat setempat, Sukarjo (53) di lokasi kejadian kepada Kompas.com.

Berdasarkan data dari Polsek Brati, enam orang tewas merupakan para penghuni Pondok Pesantren Al Lathifiyah yang berlokasi tak jauh dari galian tersebut.

Semua korban merupakan warga Kabupaten Grobogan.

Lima di antaranya adalah para santriwati, seorang korban lagi merupakan pemilik sekaligus pengasuh Ponpes Al Lathifiyah.

Sesuai keterangan Ponpes Al Lathifiyah, kelima santriwati tersebut yaitu SL (17) warga Temon, Brati, SS (17) warga Getasrejo, Grobogan, NZ (13) warga Tarub, Tawangharjo, LN (17) warga Brati, IS (13) warga Kuripan, Purwodadi.

Sementara seorang korban yaitu pemilik Ponpes Al Lathifiyah, KH Wahyudi (58).

Adapun dua orang korban selamat yakni NS (16) warga Klambu dan LA (15) warga Klambu.

Menurut Perangkat Desa Kronggen, Fachrul Rozi, sebelum kejadian, santriwati bersama pengasuh Ponpes Al Lathifiyah, KH Wahyudi bekerja bakti membersihkan lingkungan di sekitar galian C tersebut.

Saat itu, beberapa santriwati meminta izin untuk membersihkan tangan dan kaki di pinggir kubangan galian c yang telah dipenuhi air tersebut.

Nahas, seorang santriwati terpeleset tercebur ke lokasi cekungan galian C tersebut.

Seketika itu juga memicu reaksi rekan-rekannya untuk ikut menolong.

Termasuk juga KH Wahyudi yang ikut pasang badan.

"Para santriwati ikut terjun mencoba menolong, saat itu juga Pak Wahyudi juga ikut terjun.

Sayang karena tak bisa berenang, enam orang meninggal dunia termasuk Pak Wahyudi.

Pak Wahyudi itu tak bisa berenang," kata Rozi.

Melihat kejadian itu, beberapa santriwati yang tak ikut terjun ke kubangan berlari berteriak meminta bantuan kepada warga setempat.

Warga lantas berbondong-bondong berupaya menyelamatkan para korban tenggelam dengan terjun ke kubangan.

"Dua santriwati selamat dan dirawat di Puskesmas terdekat," kata Rozi. (mam)

Berkah Mengucap Kata Istighfar, Driver Grab Boyolali Selamat dari Perampokan

Kamu Mau Apa? Tanya Wiyono pada Pencuri yang Masuk ke Rumahnya di Jaten Karanganyar

Kena Pukulan Bertubi-tubi, Bagian Kepala Petarung UFC Wanita Ini Bengkak Tak Berbentuk

Rencana Kunjungan Raja dan Ratu Belanda Memakan Korban, Letkol Bambang Kristanto Tewas Tenggelam

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved