Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Gula Pasir di Kendal Mulai Langka, Harganya pun Meroket

Minimnya pasokan di sejumlah distributor di Kendal membuat harga gula pasir meroket.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
Pedagang sembako di Pasar Cepiring Kendal saat menunggu pembeli di kiosnya, Kamis (12/3/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Minimnya pasokan di sejumlah distributor di Kendal membuat harga gula pasir meroket.

Dari harga normal Rp 12.500 per kilogram, kini pedagang di sejumlah pasar menjual dengan harga Rp 16.500 - Rp 17.000 per kilogram.

Sejumlah pedagang mengaku tak mempunyai stok untuk beberapa minggu ke depan.

Menteri Nadine Dinyatakan Positif Virus Corona, Jalani Isolasi Secara Mandiri

Kabar Terbaru Lydia Pratiwi yang Dipenjara Karena Bunuh Kekasih, Jadi Mualaf dan Akan Segera Bebas

Perwira TNI AD Letda DS Lulusan Akmil Magelang Ajak 3 Pria Berbeda Ngamar di Hotel

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Taufik Meninggal Kecelakaan, Terseret Mobil Hingga 60 Meter

Mereka mengaku tak cukup mendapatkan pasokan dari distributor lantaran pasokan gula pasir kosong.

Tak terkecuali di pabrik Industri Gula Nusantara (IGN) Cepiring yang mengalami kekosongan.

Seperti di Pasar Cepiring, Kendal gula pasir mulai jarang ditemukan.

Pada sejumlah pedagang mengaku hanya bisa menyediakan tidak lebih dari 50 kilogram lantaran menipisnya gula pada tingkat distributor.

Seorang pedagang sembako, Jumiati, mengatakan dirinya hanya bisa menyetok gula pasir tak lebih dari 25 kilogram. Hal itu lantaran jumlah pasokan tempat ia menyetok kehabisan.

Ia hanya bisa menjualkan berapapun yang ia miliki saat ini dengan harapan stok gula kembali tercukupi sebelum ramadhan.

"Dari distributornya di wilayah Weleri jumlah yang tersedia berkurang dan hampir habis.

Ini yang ada saya jual dengan harga Rp 16.500 perkilogram, ini hanya untung Rp 500.

Ada yang Rp 17.000 per kilogram," terangnya, Kamis (12/3/2020) saat ditemui di kiosnya.

Kurangnya pasokan gula juga dirasakan Khasanah (52) pedagang lain di pasar Cepiring.

Katanya, jumlah gula yang tersedia di kiosnya tak lebih dari setengah sak.

Ia jual dengan harga Rp 17.000 per kilogram.

Tingginya harga gula pasir menurut Khasanah tidak bisa dihindari lantaran stok menipis.

Hal itu menyebabkan turunnya angka konsumen dalam beberapa minggu terakhir.

Kata Khasanah, sebagian konsumen mengurangi jatah gula pasir yang harus dibeli sebagian lain memanfaatkan manis gula merah untuk mengimbangi kebutuhan.

"Ada juga yang pilih gula kemasan 1 kilogram harganya lebih murah sedikit.

Kebanyakan justru mengurangi stok pembelian," terangnya.

Ali Sukron, seorang penjual warung makan di pinggir jalan, mengatakan mahalnya harga gula sudah ia rasakan sejak Februari kemarin.

Untuk mensiasati dagangannya, ia tetap membeli gula sesuai kebutuhan meski harga melambung.

Hanya saja, untuk menjaga agar tidak merugi, Ali terpaksa mengurangi sedikit takaran gula sekiranya setengah sendok untuk satu porsi es teh.

Sedangkan harga 1 porsi es teh masih ia bandrol Rp 2.000.

"Harganya naik keberatan juga. Setiap hari butuh gula, sekarang saja takaran gula dikurangi, harga ea teh tetap normal," terangnya.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kendal, Subaedi, membenarkan bahwa jumlah pasokan gula pasir saat ini menipis.

Katanya, berdasarkan koordinasi dengan pihak IGN hanya menyisakan 16 ton dan sudah diambil Pemerintah Provinsi untuk cadangan gula menjelang ramadhan.

Kini stok gula di pabrik IGN mengalami kekosongan gula sejak akhor Februari kemarin.

"Kita hanya punya 30 ton dari distributor.

Padahal jumlah kebutuhan gula pasir di Kendal mencapai 644,4 ton per bulan.

Inilah sebabnya harga gula kini tinggi," terangnya.

Kata Subaedi, tingginya harga gula akinat minimnya stok sudah mulai terasa sejak Januari lalu.

Pada awal Februari, harga gula tembus di angka Rp 13.925, sedangkan akhir Februari hingga awal pertengahan Maret tembus di angka Rp 16.500 - Rp 17.000 per kilogram.

Untuk mensikapi hal tersebut, pihak Disdag Kendal telah berkoordinasi dengan Pemkab Kendal melalui Sekretaris Daerah kepada Bupati Kendal Mirna Annisa dalam sebuah Nota Dinas Nomor 510/593/Disdag perihal Kebutuhan Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting di Kabupaten Kendal.

Dalam nota dinas tersebut, pihaknya telah memonitoring 5 pasar tradisional meliputi Kendal Kota, Weleri, Kaliwungu, Sukorejo dan Boja.

Hasil monitoring dijelaskan bahwa minimnya pasokan gula pasir dikarenakan keterlambatan penghilingan tebu akibat musim kemarau panjang di 2019.

Hingga saat ini pihaknya masih belum bisa melakukan operasi pasar lantaran tak memiliki stok gula pasir.

"Pemerintah telah mengeluarkan ijin impor gula pasir bagi 6 pabrik gula BUMN dan Swasta sebesar 282.630 dalam bentuk Sugar Raw.

Kendal dapat jatah 36.000 ton.

Untuk prosesnya masih berkoordinasi dengan pihak kementerian dengan prediksi akan terealisasi pada 2-3 Minggu ke depan," ujarnya. (Sam)

Meriahnya Pembukaan HUT ke-473 Kota Semarang, Ini Harapan Hendrar Prihadi

Di Tengah Wabah Virus Corona, Kadinkes Kabupaten Tegal : Kalau ke Bali Batasi Kontak dengan Turis

Ada Praktik Pijat Plus-plus Khusus Gay di Kota Semarang, Polisi Amankan Wig hingga Suplemen

3 Ranperda Disampaikan di Rapat Paripurna DPRD Banyumas, 1 di Antaranya Masalah Penyakit Masyarakat

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved