Wabah Virus Corona
Efek Domino Virus Corona, Bank Indonesia Turunkan GWM ke 4%, Momentum Baik untuk UKM
Berbagai kebijakan diambil oleh Pemerintah Pusat guna memulihkan perekonomian tanah air yang tengah dihantam wabah virus corona.
Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berbagai kebijakan diambil oleh Pemerintah Pusat guna memulihkan perekonomian tanah air yang tengah dihantam wabah virus corona.
Program stimulus pun dilancarkan lewat berbagai bidang, tak terkecuali bidang permodalan untuk pelaku UKM.
Seperti yang dilakukan Bank Indonesia (BI), dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) bagi Bank Umum Konvensional (BUK).
• Resmi Diumumkan, Mulai April Karyawan Bergaji hingga Rp 16 Juta Per Bulan Bebas Pajak Penghasilan
• Pengasuh Pondok Pesantren di Kab Semarang Nikahi Anak 7 Tahun, Anak Tetap Tinggal dengan Orangtuanya
• Kamar Tidur Rasanya Berputar dan Saya Sulit Bernafas, Cerita Mantan Pasien Positif Corona
• Bripka Asep Polisi yang Viral Jadi Imam di Sel Tahanan Dipanggil Kapolri, Langsung Dapat Tawaran Ini
Adapun rasio GWM dalam Valuta Asing (valas) bagi BUK, yang semula 8 persen diturunkan menjadi 4 persen.
Penurunan GWM itu didasari Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No.22/2/PADG/2020 yang akan diberlakukan mulai 16 Maret 2020.
Turunnya rasio GWM, berpotensi menambah likuiditas perbankan yang bisa dimanfaatkan palaku UKM untuk mengakses pembiayaan, guna memperkuat struktur permodalan.
Dikatakan Kabid Restrukturisasi Usaha dan Pembiayaan Dinas Koperasi (Dinkop) UKM Provinsi Jateng, Sondhy Purwoko, berbagai kemudahan diberikan pemerintah sebagai stimulus untuk pengembangan perekonomian lewat UKM.
"Urusan permodalan juga dipermudah lewat berbagai kebijakan, selain penurunan GWM, bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang semula 7 persen jadi 6 persen," paparnya, Jumat (13/3/2020).
Dilanjutkannya, sejumlah program terkait permodalan jadi pemicu pertumbuhan UKM di Jateng.
"Data terkhir ada 4,5 juta UKM lebih di Jateng, data itu terus bertambah beriringan dengan berjalannya berbagai program kemudahan permodalan," ucapnya.
Menurutnya, di tengah wabah Covid 19 dan respon positif pemerintah terkait peningkatan perekonomian, menjadi memontum kebangkitan UKM.
"Industri UKM terbukti masih berjalan di tengah wabah virus corona, terutama di sektor pangan. Hal ini harusnya menjadi momentum kebangkitan UKM," kata Sondy.
Dijelaskannya, meski beberapa UKM mengandalkan bahan baku impor namun porsinya sangat kecil.
"Mayoritas UKM menggunakan bahan baku dalam negeri, dan kini produk UKM mencukupi permintaan pasar tanah air tanpa terganggu wabah Covid 19," imbuhnya.
Ia berharap, lewat segala kemudahan yang diberikan pemerintah, UKM bisa terus eksis dan memicu tumbuhnya perekonomian di tengah wabah virus corona.