Wabah Virus Corona
Ilmuwan Jepang Blusukan ke Banjarnegara Bikin Penasaran Siswa SMPN 2 Pejawaran
Anak-anak sekolah termasuk kelompok yang rentan terhadap penularan virus, termasuk virus Corona.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Daniel Ari Purnomo
Anak-anak sekolah termasuk kelompok yang rentan terhadap penularan virus, termasuk virus Corona.
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Terlebih anak-anak sangat aktif dalam berinteraksi dengan sesama di lingkungan sekolah selama jam belajar.
Ini menjadi sarana efektif dalam penyebaran kuman.
Kondisi lingkungan sekolah yang kurang sehat membuat kelompok itu lebih rentan terpapar virus.
• Yuanita Christiani Lahirkan Anak Pertama, Siapa Namanya?
• Manchester United Berencana Perpanjang Kontrak Pogba, Juventus Masih Berpeluang Bawa Pulang
• Pengamat Farid Wajdi Prediksi Pilwakot Solo 2020 Akan Adem
• 6 Pasien di Surabaya Dinyatakan Positif Virus Corona
Kondisi ini memantik pakar ilmu kebencanaan asal Banjarnegara Dr Tuswadi dan ilmuwan asal Jepang Dr Fujikawa Yoshinori untuk melakukan sosialisasi.
Mereka rela blusukan ke sekolah terpencil Banjarnegara untuk mentransfer pengetahuan tentang virus corona.
Sehari sebelum sekolah ditetapkan libur dan anak-anak belajar di rumah, Senin (16/3/2020), keduanya menyambangi siswa SMPN 2 Pejawaran di desa Karangsari Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara.
"Mereka memberikan pendidikan tanggap bencana biologi (biological disaster) terkait virus corona,"kata Purnomo, Kepala SMPN 2 Pejawaran.
Kegiatan tersebut dikemas dalam Kelas Inspirasi Ilmuwan Indonesia-Jepang Go to School 2020.
Pihaknya sengaja menghadirkan dua ilmuwan dari Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Dr Tuswadi dan dari Hijiyama University, Dr Fujikawa, untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai pentingnya menjaga perilaku hidup sehat.
Pemahaman ini penting mengingat sekarang Indonesia sedang dalam kondisi siaga virus corona.
Keduanya memberikan edukasi tanggap bencana, termasuk tips menjaga kebiasaan baik agar terhindar dari paparan kuman dan virus Corona.
"Kami yakin anak-anak banyak belajar sehingga mereka semakin sadar pentingnya menjaga diri dan lingkungannya agar tetap sehat,” jelas Purnomo.

Dr Tuswadi membagikan tips tujuh kebiasan untuk menjadi generasi tanggap bencana.
Saat musim hujan, anak-anakbagar menjauh dari sungai dan tidak berada di tanah lapang untuk menghindari petir.