Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

Pengamat Farid Wajdi Prediksi Pilwakot Solo 2020 Akan Adem

Pilwakot Solo yang akan berlangsung diprediksi akan adem dan tidak terlalu ada gejolak.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/RIFQI GOZALI
Talkshow Menyongsong Pilkada Solo yang Damai yang digelar digelar PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ahmad Dahlan Solo di Hotel Multazam, Kartasura, Selasa (17/3/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Pilwakot Solo yang akan berlangsung diprediksi akan adem dan tidak terlalu ada gejolak.

Hal ini diungkapkan oleh pengamat politik dan ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Farid Wajdi dalam Talkshow Menyongsong Pilkada Solo yang Damai yang digelar digelar PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ahmad Dahlan Solo di Hotel Multazam, Kartasura, Selasa (17/3/2020).

Lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur I Pascasarjana UMS ini menjelaskan, terkait ademnya iklim politik Kota Solo ini lantaran ada dominasi partai politik di legislatif.

Katakan saja, dari 45 kursi 30 di antaranya diduduki oleh kader PDI Perjuangan.

"(PDIP) paling banyak karena memang keputusan dari politik otomatis dari PDI P. Masyarakat semacam tanda kutip wis ora isa ngalahke PDIP. Dengan kondisi seperti itu ya jadi agak semi apatis walaupun ada yang mencoba untik bermanuver tapi orang membacanya itu hanya sekadar lompatan kecil saja," kata Farid di hadapan puluhan mahasiswa.

Dia memprediksi, sebagai partai dengan kompisi kekuatan legislatif tebanyak, keputusan siapa yang akan diusung oleh partai berlambang kepala banteng moncong putih itu akan tetap diikuti oleh kader di akar rumput.

Kecuali kalau memang dari elemen kader partai yang ada di Solo berani angkat suara dalam memengaruhi memengaruhi keputusan DPP PDIP.

"Prediksinya kemungkinan ya tunduk dengan keputusan di pusat," ucapnya.

Dalam kesempatan ini juga hadir Sekretaris DPW PAN Jateng, Umar Hasyim dan anggota Fraksi PDIP DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan sebagai narasumber.

Menurut Umar, tidak terjalinnya komunikasi antarpartai di luar PDI Perjuangan akan menyulitkan manuver ketika rekomendasi dari PDI P keluar. Pasalnya, waktunya sudah sangat mepet.

"Kalau ada kebijakan lain tidak ada kesempatan. Waktinya sudah mepet, sehingga kalau untuk memberikan nuansa yang lain itu akan sangat terkendala dengan waktu itu sendiri," katanya.

Dia menilai, sejauh ini belum ada geliat yang menonjol dari partai di luar PDI P. Justru, malah di internal PDI P yang lebih ramai, lantaran ada dua nama yang muncul yakni Gibran Rakabuming dan Achmad Purnomo.

"Partai yang lain kelihatannya adem ayem. Ada yang menunggu keputusan dari PDIP, ada yang kemudian mengajukan kadernya sebagai wakil yang dicalonkan dari PDIP. Jadi ini sebenarnya kurang dinamis," kata Umar.

Sementara Ginda Ferachtriawan mengatakan, meski terkesan adem dia menekankan supaya generasi muda terlibat dalam setiap agenda politik. Tidak terkecuali Pilwakot Solo 2020.

Menurutnya, jumlah pemilih muda di Solo mencapai 40 persen. Tentu jumlah sebanyak itu sangat berpengaruh di dalam keputusan politik. Apalagi setiap kebijakan publik lahir dari ruang politik.

"Ini harus disadari oleh anak-anak muda. Jadilah anak muda yang paham dinamika politik," kata Ginda.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved