UKSW Salatiga
Manfaatkan Daun Sirih, FKIK UKSW Salatiga Produksi Hand Sanitizer
Dosen bersama mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UKSW Salatiga memproduksi hand sanitizer dengan bahan alami dari daun sirih.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Mewabahnya virus corona, mengakibatkan stok hand sanitizer di pasaran mengalami kelangkaan.
Kalaupun tersedia, harga yang ditawarkan juga melambung tinggi.
Prihatin atas masalah tersebut, mengilhami dosen bersama mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga memproduksi hand sanitizer dengan bahan alami dari daun sirih.
Dosen FKIK UKSW Salatiga Dhanang Puspita mengatakan, pemilihan bahan pembuatan hand sanitizer dari daun sirih karena mudah didapat.
Selanjutnya, dalam daun sirih juga mengandung unsur senyawa yang dapat membunuh bakteri maupun virus.
“Ini membuatnya bukan direbus, tetapi disteam agar tidak merusak senyawa. Karena di dalam daun sirih terdapat senyawa flavonoid, tanin senyawa bio aktif yang akan menghambat perkembangbiakan virus untuk membelah diri. Lalu kita tambahkan alkohol untuk membunuh bakteri atau virusnya,” terangnya kepada Tribunjateng.com, di Laboratorium Kampus UKSW Jalan Kartini, Salatiga, Kamis (19/3/2020)
Menurutnya, dalam proses pembuatan hand sanitizer tersebut juga turut ditambahkan ekstrak aloevera pengganti gliserin yang sekarang telah sulit juga ditemukan di pasaran.
Tujuannya membuat cairan menjadi pekat sehingga tidak mudah luntur apabila disemprotkan pada kulit manusia.
Ia menambahkan, bahan aktif lain ialah essensial oil.
Sebab, tidak semua orang menyukai aroma alkohol maupun daun sirih.
Kemudian penambahan aroma mint atau lemon supaya lebih nyaman dipakai.
“Nanti air ekstrak daun sirih kita campur sebanyak 60 persen kemudian ditambah alkohol agar lebih kuat membunuh bakteri atau virus. Jadi 20 persen dari ekstrak daun sirih tanpa alkohol mampu membunuh bakteri. Hanya supaya lebih maksimal ditambah beberapa senyawa tadi,” katanya
Durasi kemampuan sejumlah bahan tersebut dalam membunuh bakteri atau virus tidak diketahui pasti tetapi sebagai langkah pencegahan dinilai efektif.
Suatu bakteri telah berubah menjadi spora akan lebih susah dibunuh meskipun dipanaskan sampai 100 derajat celcius.
Adapun virus cenderung lebih mudah lantaran dinding mikro organisme lebih tipis dan mudah pecah kemudian mati.
