Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

Kondisi Terkini Solo, Pasar Gede Sepi Pembeli Menurun Drastis

Pasar Gede Solo beberapa hari terakhir mengalami penurunan kuantitas pembeli. Hal ini berdampak pada penurunan angka penjualan dari berbagai komodita

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Rifqi Gozali
Suasana sepi di dalam Pasar Gede Solo, Sabtu (21/3/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Pasar Gede Solo beberapa hari terakhir mengalami penurunan kuantitas pembeli.

Hal ini berdampak pada penurunan angka penjualan dari berbagai komoditas.

Seorang pedagang di Pasar Gede Solo, Samini (52) mengatakan, penurunan penjualan lantaran sepinya pengunjung pasar terjadi sejak beberapa hari terakhir.

"Padahal harga tidak ada yang naik. Semua masih normal," kata Samini.

Harusnya Isolasi Mandiri, Ibu di Solo Ini Malah Rewang dan ke Pasar, Kini 17 Rumah Diisolasi

UPDATE Virus Corona di Jateng: 2.236 Orang Dalam Pemantauan, Positif Covid-19 di Semarang 6 Orang

Samini menyebut, sejumlah harga kebutuhan pokok selama Solo ditetapkan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) corona masih stagnan.

Misalnya saja harga bawang putih saat ini masih stagnan berada di angka Rp 40 ribu per kilogram.

Sedangkan bawang merah saat ini R 35 ribu per kilogram.

Cabai kriting Rp 30 ribu per kilogram dan cabai rawit Rp 45 ribu per kilogram.

"Kebutuhan pokok tidak naik. Masih sama harganya. Ini cuma jahe saja yang naik Jahe merah Rp 100 ribu per kilogram sebelumnya Rp 40 ribu, dan jahe biasa Rp 50 ribu per kilogram sebelumnya Rp 30 ribu," katanya.

Hal senada juga dialami oleh pedagang Pasar Gede lainnya, Sarwini (53).

Per hari misalnya dia mampu menjual cabai rawit per hari sampai 10 kilogram.

Saat ini lima kilogram saja tidak habis dalam sehari.

"Sudah sekitar seminggu ini penjualan sepi," kata Sarwini.

Dengan kondisi seperti ini dia tidak bisa berbuat banyak.

Besar harapan bagi Sarwini kondisi kembali normal. Pembeli kembali memadati pasar, dan komoditas laris terjual.

Warga suspect corona di Solo

Sebelumnya, dilansir dari Tribun Solo, seorang ibu berusia 49 tahun dijemput petugas medis menggunakan pakaian alat pelindung diri lengkap pada Rabu (18/3/2020) malam.

Diketahui ibu yang merupakan warga di Solo tersebut dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo untuk menjalani isolasi intensif karena suspect Corona.

Berikut fakta-fakta yang dirangkum TribunSolo.com terkait penjemputan seorang warga Solo yang suspect Corona ini:

1. Sempat Jalani Karantina Mandiri

Lurah setempat Winarto menuturkan warga tersebut merupakan suspect Virus Corona

Winarto membantah, jika sempat ada informasi 3 warganya positif Corona.

"Kami belum tahu hasilnya, dia itu merupakan seorang ibu berumur sekitar 49 tahun," tutur dia saat dipanggil ke Pemkot Solo bertemu Sekda Ahyani, Kamis (19/3/2020).

"Sebelum diambil statusnya menjalani karantina mandiri di rumahnya," imbuhnya membeberkan. 

2. Dijemput Petugas Dibawa ke RS

Winarto menceritakan dirinya sempat didatangi beberapa petugas kesehatan beberapa hari sebelum penjemputan. 

"Petugasnya mengatakan kepada saya, 'pak warganya ini mau tidak mau harus kami jemput'," kata dia. 

"Ia juga mengatakan 'sudah kami siapkan mobil kesehatannya', s

aya hanya sebagai pemegang wilayah, ya siap, kemudian saya kondisikan,  jangan sampai mengumpulkan orang banyak," tambahnya. 

Pasien suspect tersebut dijemput petugas kesehatan di rumahnya. 

Adapun sebanyak kurang lebih empat orang yang mendiami rumah tersebut, termasuk pasien. 

3. Dijemput Menggunakan Mobil Khusus

Kejadian 'penjemputan' pasien tersebut disaksikan langsung lurah dan camat setempat dari jarak aman yang telah ditentukan. 

"Kemarin ada mobil khusus, dan petugas yang memakai alat pelindung diri lengkap langsung masuk ke rumah warganya," tutur Winarto. 

"Setelah itu memasukan ibu ke mobil dan langsung meninggalkan lokasi, dibawa ke RSUD Dr Moewardi," tandasnya. 

4. Pasien Mengaku Sehat

Lurah setempat di Kota Solo, Winarto sempat membentuk satuan tugas (satgas) mandiri untuk memantau aktivitas seorang pasien suspect Virus Corona di wilayahnya. 

Pembentukan itu dilakukan sebelum pasien dijemput tim kesehatan berpakaian alat pelindung diri dan dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo. 

"Satgasnya itu berasal dari tetangga sekitar rumah pasien, mereka ikut mengawasi aktivitasnya," tutur dia usai menghadap Sekda Ahyani di Pemkot Solo, Kamis (19/3/2020).

Meski begitu, Winarto mengaku dirinya juga tetap memantau aktivitas pasien suspect virus bernama ilmiah SARS-CoV-2 itu melalui sambungan telepon.

"Contohnya saya selalu menelpon pasien bertanya ibu ada di rumah? Ada di rumah, kondisinya sehat? 'tenang pak Lurah kondisi saya sehat'," katanya. 

5. Bukan Karantina Mandiri Malah Rewang

Namun, pemantauan tersebut nampaknya kurang efektif pasalnya apa yang diutarakan pasien tidak sesuai dengan kenyataannya.

"Kemarin pernah disidak Dinas Kesehatan Provinsi  Jawa Tengah, diperiksa ke rumahnya ternyata rewang di acara kumbokarnan," terang Winarto. 

"Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Solo ikut memeriksa ke rumah terus saya ditelepon, katanya pasien di rumah, ini infonya malah dia di pasar," imbuhnya membeberkan.

6. Lurah Kena Tegur

Akibatnya, Winarto kena teguran Dinas Kesehatan Kota (DKK) solo dan Provinsi Jawa Tengah.  

"Ya, saya dimarahi," ucapnya.

Meski begitu, Winarto menyarankan pembentukan tim khusus yang bertugas memantau aktivitas orang yang melakukan karantina mandiri. 

"Kami sampaikan kepada atasan kami yang mengingatkan pasien itu yang memiliki porsinya, misalnya keamanan ya TNI, kalau kesehatan, ya Dinas Kesehatan Kota," kata dia. 

"Saya mengusulkan bentuk satgas yang melibatkan dinas terkait, kalau membentuk satgas mandiri nanti akan disepelekan," tandasnya. 

7. Lurah Lakukan Isolasi 17 Rumah Warga

Lurah setempat Winarto memutuskan mengisolasi semua rumah yang berada di sekitar tempat tinggal kediaman pasien suspect Virus Corona.

Apalagi, pasien tersebut telah dijemput petugas kesehatan di rumahnya dan dibawa ke RSUD Dr Moewardi Solo.

Isolasi dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona yang saat ini telah menjadi pandemi.

"Saya awalnya mendapat laporan dari pihak puskesmas kalau ada penambahan terus, awalnya dua terus jadi lima rumah," terang Winarto saat berada di Pemkot Solo, Kamis (17/3/2020).

"Daripada tersebut bertambah, saya mengajukan semua rumah yang berada di wilayah itu diisolasi," imbuhnya membeberkan.

Winarto menyampaikan sebanyak 17 rumah diisolasi untuk menekan penyebaran virus bernama ilmiah SARS-CoV-2 itu.

"Itu inisiatif saya untuk mengisolasi 17 rumah, apalagi akses masuk-keluarnya cuma satu," katanya.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved