Wabah Virus Corona
Kebijakan Baru Virus Corona, Ganjar: Guru Boleh Kerja di Rumah, Jangan Beri Tugas Berat ke Siswa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuat kebijakan baru agar guru boleh bekerja di rumah, tetapi dilarang beri tugas berat ke siswa.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Pranowo membuat kebijakan baru agar guru boleh bekerja di rumah, tetapi dilarang beri tugas berat ke siswa.
Ganjar Pranowo Pranowo membuat kebijakan baru itu untuk pendidikan di masa 14 hari pembelajaran di rumah.
Para guru kini juga dipersilahkan bekerja di rumah (work from home).
• Akhirnya Terbongkar, Ini Alasan Utama Rahmat dan Rony Lakukan Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan
• Iptu Rudiantoro Tipu Pedagang Hp COD di Purbalingga, Ternyata Polisi Gadungan
• Malaysia Lockdown, 178 WNI Dideportasi, Beredar Isu Tembak di Tempat Jika Ketemu Aparat
• Corona Merebak, Ini Lho Cara Stok Makanan Sehat, Jangan Menimbun Mi Instan dan Makanan Beku
Namun dilarang memberikan tugas berat kepada siswa.
Ganjar Pranowo mengatakan, kini para guru cukup menyampaikan materi atau memberi tugas yang ada sangkut pautnya dengan virus corona.
Kebijakan ini harus diambil sebab banyak komplain dari siswa akibat tugas dari guru yang makin menggunung.
"Mungkin mereka bosan dan proses belajar daringnya itu tidak interaktif."
"Cenderung satu arah berbentuk beban-beban tugas yang panjang," kata Ganjar Pranowo, Minggu (22/3/2020) sesuai pers rilis yang diterima tribunjateng.com.
Menyikapi hal tersebut Ganjar Pranowo pun langsung mengambil beberapa langkah.
Pertama, selain pelajar, mulai Senin (23/3/2020) seluruh guru juga melaksanakan pembelajaran dari rumah alias Work From Home (WFH).
Bukan hanya untuk tingkatan SMA dan sederajat, tapi juga berlaku untuk seluruh jenjang pendidikan.
Dia pun telah memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan berkomunikasi dengan Pemkab dan Pemkot.
FOTO:

"Guru-guru Anda juga boleh bekerja di rumah, sekolahan dijaga oleh kepala sekolah, TU atau guru piket secara bergantian."
"Sehingga mereka bisa bekerja di rumah lebih banyak," kata Ganjar Pranowo.