Berita Semarang
Sambil Bersepeda, Kadarlusman Cek Kondisi Warga Terdampak Tanggul Jebol di Mangkang
Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman terjun langsung ke wilayah terdampak tanggul jebol di wilayah Mangkang dan Mangunharjo, Minggu (22/3/2020).
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman terjun langsung ke wilayah terdampak tanggul jebol di wilayah Mangkang dan Mangunharjo, Minggu (22/3/2020).
Bukan dengan mengendarai mobil atau kendaraan lain selayak pejabat, Lusman memilih menaiki sepeda.
"Ini kegiatan rutin yang kami lakukan untuk memantau wilayah, apalagi daerah Mangkang dan Mangunharjo tadi malam terkena limpasan air kali Plumbon," katanya kepada Tribun Jateng.
• Fenomena Calon Penumpang Kereta Api Ramai Batalkan Tiket di Semarang Selama Wabah Virus Corona
• Akhirnya Terbongkar, Ini Alasan Utama Rahmat dan Rony Lakukan Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan
• Nagita Slavina Kaget Lihat Kemesraan Atta Halilintar dan Aurel: Belum Pacaran Kok Nempel?
• Wajah Alami Via Vallen Disebut Tanpa Editan Beredar, Netizen : Mosok Iku Si Via Sih, Beda Bgt Ya
Kadarlusman dalam kunjungan tersebut tampak berbincang dengan warga, didampingi oleh Camat Tugu, perwakilan Dinas PU Kota Semarang serta pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Dia menekankan memiliki perhatian khusus wilayah 3 M yakni Mangkang Kulon, Mangkang Wetan dan Mangunharjo Kecamatan Tugu, lantaran zona 3 M tersebut rawan terhadap bencana banjir.
"Sebelum ada normalisasi terhadap dua sungai yaitu sungai Beringin dan Plumbon maka wilayah tersebut dapat dipastikan kalau terjadi hujan lebih dari satu jam akan terkena limpasan air seperti yang terjadi tadi malam," ujarnya.
Sembari menunggu normalisasi, menurut Kadarlusman pihaknya aktif melakukan komunikasi antara pihak Dinas PU, Kecamatan, tokoh masyarkat, dan berbagai pihak lain, tujuannya agar segera bertindak cepat ketika terjadi banjir.
Warga di wilayah 3 M, lanjut lusman, tentu sudah tahu bahwa sungai akan dinormalisasi namun mereka juga masih was-was ketika hujan turun.
"Untuk itu kami hadir di tengah masyarakat ketika terjadi limpasan air sungai, kami segera turun ke wilayah dan segera menginvenatarisir mana saja tanggul yang jebol, wilayah mana yang butuh penanganan secepatnya agar warga tetap merasa nyaman, " ujarnya.
Lusman mengungkapkan dalam penanganan banjir di Semarang khususnya wilayah 3 M ada beberapa kendala mulai dari miskomunikasi penanganan banjir antara pihak pemerintah dan DPRD dengan BBWS.
Dikatakannya, saat banjir masyarakat selalu mengadukan persoalan itu ke Pemerintah maupun dewan, padahal kewenangan penyelesaian persoalan tersebut berada di pihak BBWS.
"Kami meminta kepada BBWS ada semacam pembagian wilayah penanganan sungai di Semarang, mana saja yang dikerjakan BBWS dan sebaliknya anak sungai mana yang ditangani Pemkot sehingga tidak ada yang merasa dilangkahi sekaligus tidak ada miss komunikasi," ungkapnya.
Lusman menambahkan normalisasi sungai Beringin dan Plumbon direncanakan bakal dinormalisasi tahun ini. Pengerjaan didahulukan sungai Beringin lantaran sudah dilakukan pembebasan lahan kemudian disusul normalisasi sungai Plumbon.
"Normalisasi sungai Beringin sudah masuk dalam tahap lelang, kemudian kami harapkan segera persiapkan pembebasan lahan di sungai Plumbon agar proses normalisasi segera terlaksana," imbuhnya.
Sedangkan petugas Pusat Pengendalian Logistik (Pusdalog) BPBD Kota Semarang, Agfirian Ilham mengatakan, pihak BPBD telah menyalurkan bantuan berupa karung plastik, konsumsi untuk kerja bakti dan lainnya, di dua wilayah yang terdampak tanggul jebol.