Liputan Khusus
Dampak Virus Corona di Jateng: Banyak Pembatalan Pesanan Konveksi dan DP Diminta Kembali
Masuknya wabah virus corona ke Indonesia yang disusul kebijakan pemerintah meliburkan 14 hari bagi sekolah
Namun karena harga gula pasir masih terlalu tinggi, ia tidak berani ambil risiko.
"Ya ini sudah mulai ancang-ancang. Tapi kalau kondisinya masih seperti ini terus ya belum tahu nanti bisa seperti tahun kemarin atau tidak," terangnya.
Terpisah, pengusaha mikro Ali Nurohmat yang menggeluti usaha konveksi juga mengalami hal serupa. Sejak Pemprov Jateng memberlakukan belajar di rumah dan bekerja dari rumah, banyak event yang akhirnya harus ditunda.
"Sangat-sangat berimbas ke kami. Ada beberapa konsumen yang sudah pesan dan beri uang DP. Sudah kami belanjakan bahan baku. Tapi karena event ditunda, mereka ingin minta uang DP dikembalikan. Otomatis kami yang rugi," ucap Ali.
Setidaknya ada 30% penurunan permintaan yang dialami Ali dalam kurun waktu beberapa hari saja. Hal itu diperparah dengan kondisi sulitnya mendapatkan beberapa bahan baku karena produsen sudah menerapkan libur 14 hari kerja.
"Mengapa penurunan kami tinggi. Karena konsumen kami banyak dari dinas, kampus, dan sekolah yang seluruhnya mendapatkan aturan untuk libur 14 hari," katanya.
Untuk menyiasati kondisi seperti saat ini, Ali kemudian menjalankan strategi mencetak kaus khusus brand tertentu. Selain itu, dirinya juga sedang memproses pembuatan emblem untuk seragam siswa saat tahun ajaran baru.
"Karena pesanan berhenti, jadi kami fokus produksi kaos brand dan emblem seragam siswa. Karena kebetulan kami juga punya mesin bordir. Kaus brand itu nantinya untuk persiapan menjelang Lebaran. Tapi masih belum tahu juga kondisi seperti ini kapan berakhir," tutur pemilik konveksi Alien Apparel ini.
Ali bercerita lima tahun yang lalu dirinya masih menjadi seorang karyawan di sebuah produk oleh-oleh kaus Semarangan. Kemudian ia memutuskan untuk membuka usaha sendiri, untuk belajar usaha mandiri tak diatur orang.
"Orderan kami sudah sampai seluruh wilayah Indonesia kecuali Aceh. Tapi tentu paling banyak di pulau Jawa. Saya hanya berharap pemerintah segera melakukan tes massal, supaya bisa segera memutus mata rantai penyebaran virus corona," harapnya.
Pekerja sudah mulai Dirumahkan
Wakil Ketua Kadin Kota Semarang Bidang UKM dan Ekonomi Kerakyatan, Naneth Ekopriyono mengakui saat ini ekonomi sedang terpuruk terdampak pandemi corona virus.
"Yang jelas sekarang ekonomi terpuruk, ndak ada orang berani keluar rumah, dan ini mengarah ke semua, baik di pertokoan hingga pinggiran jalan. Sangat berat!," kata Naneth.
Apalagi ia mendengar kabar menyebut kemungkinan masih akan diperpanjang kondisi masa karantina seperti ini beberapa hari mendatang. Tidak menutup kemungkinan, jika dibiarkan akan mulai banyak pekerja dirumahkan.
"Yang sudah jelas okupansi beberapa hotel menurun drastis, pasti merumahkan, per besok Senin (hari ini), mall bahkan mulai membatasi jam buka, karena omset sudah menurun drastis.