Liputan Khusus
Dampak Virus Corona di Jateng: Banyak Pembatalan Pesanan Konveksi dan DP Diminta Kembali
Masuknya wabah virus corona ke Indonesia yang disusul kebijakan pemerintah meliburkan 14 hari bagi sekolah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Masuknya wabah virus corona ke Indonesia yang disusul kebijakan pemerintah meliburkan 14 hari bagi sekolah dan perkantoran berdampak langsung bagi perputaran roda ekonomi.
Hampir semua kena dampak kebijakan tersebut, tak terkecuali UMKM di Jawa Tengah.
Kreativitas dan kejelian menangkap peluang menjadi kunci sukses UMKM untuk tumbuh di tengah situasi 'bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah di rumah'.
Beberapa jenis usaha yang tumbuh saat ini antara lain UMKM yang memanfaatkan rempah-rempah, jahe, kunyit, empon-empon, kayu manis dan sejenisnya untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi.
Usaha kuliner, konveksi atau fesyen, juga menggeliat tumbuh sesuai segmen pasarnya, meski sebagian harus kerja keras membaca pasar.
Sebut saja Madarini, seorang pengusaha kuliner untuk oleh-oleh dan katering asal Kabupaten Jepara ini. Sejak keluarnya surat edaran anak sekolah dan dinas diliburkan, seluruh pesanan yang sudah masuk terpaksa harus dibatalkan.
• Senin Pagi, Rupiah Dibuka pada Level Rp 15.975 per Dolar AS
• Hari Ini Hasil SKD CNPS 2019 Kemenkumham Diumumkan, Cek Link Ini, Ini Rilisnya
• Pukul 10.00 Pagi Ini, Hercules C-130 Pengangkut Alat Kesehatan dari China Akan Mendarat di Halim
• UPDATE Korban Virus Corona per Daerah: 48 Meninggal, 514 Pasien Positif, Tersebar di 20 Provinsi
"Sejak Senin kemarin dicancel semua. Terutama untuk konsumen yang dari dinas, puskesmas, dan sekolahan. Padahal sudah siapkan bahan baku. Tapi ya mau bagaimana lagi," ujarnya.
Jika diperkirakan, setidaknya penurunan permintaan yang dialami Madarini sebesar 10%. Namun, ia terselamatkan berkat makin banyaknya pesanan dari perorangan.
"Walaupun banyak yang dicancel, banyak juga perorangan yang pesan. Untuk oleh-oleh juga lumayan meningkat sedikit," terangnya.
Usaha yang ditekuni oleh Madarini sudah berlangsung sejak tujuh tahun silam. Ia bertugas meneruskan usaha yang sudah dirintis ibunya. Semula semua produk yang dihasilkan hanya dijual di pasar.
Namun berkat pemasaran dari mulut ke mulut, pesanan makanan ringan dan kateringnya semakin meningkat.
"Sekarang sudah fokus di rumah saja. Sekaligus mengikuti program UPPKS dari BKKBN Kabupaten Jepara untuk memberdayakan warga sekitar saya," jelas dia.
Madarini saat ini sudah memiliki 16 anggota dan setiap anggota dibimbing untuk memproduksi satu produk. Produk yang dihasilkan akan disetor kepada Madarini dan dipasarkan menggunakan merek dagangnya.
"Kami hanya ingin warga sekitar juga merasakan manfaatnya. Dengan ikut program itu, saya juga banyak diberi bantuan alat dan bahan," tuturnya.
Menjelang bulan Ramadan ini, dirinya juga sudah mulai mengumpulkan stok bahan baku untuk membuat makanan ringan.