Ngopi Pagi
FOKUS : Jangan Ajak Orang Lain Jemput Petaka
Hampir 1 miliar manusia pada 35 negara di dunia telah dikarantina di rumah masing-masing, dampak wabah virus corona
Penulis: m nur huda | Editor: Catur waskito Edy
Oleh M Nur Huda
Wartawan Tribun Jateng,
Hampir 1 miliar manusia pada 35 negara di dunia telah dikarantina di rumah masing-masing, dampak wabah virus corona yang menjangkiti lebih dari 304.000 orang.
Total sudah 13.000 korban meninggal, Italia menjadi negara terbanyak dengan 4.825 kematian, dan 53.578 kasus terinfeksi.
Di Indonesia, data terbaru dari covid-monitoring.kemkes.go.id, Minggu (22/3), tercatat 450 kasus positif, 392 dalam perawatan, 38 meninggal dunia, dan 20 pasien sembuh. Penularan sudah menjalar di 17 provinsi.
Di Jateng, total mencapai 14 kasus, 11 dalam perawatan, 3 meninggal, dan 2.416 orang dalam pantauan.
Berbagai upaya telah dilakukan sejumlah negara untuk memutus penyebaran virus mematikan ini. Kebijakan ekstrem juga diterapkan.
Bahkan, Kerajaan Arab Saudi menutup akses ibadah ke Mekkah Al Mukarromah, dan Makam Rasulullah di Madinah. Al Haramain seperti kota mati, gung liwang liwung.
Di sisi lain, bsejumlah negara dinilai sukses menghambat laju penyebaran. Singapura, memberlakukan lockdown. Korsel sukses melalui tes cepat atau Rapid Test.
Hongkong, yang selama ini muncul ketidakpercayaan pada pemerintah dan ada aksi demonstrasi tiap hari, kali ini adanya social distancing, masyarakatnya peduli, tertib, sadar diri jaga jarak, bermasker, menutup sekolah.
China menggunakan kombinasi lockdown, tes cepat, karantina, pengobatan medis, dan pemaksaan aturan yang ekstrem.
Di awal kemunculan kabar virus di Wuhan China, sejumlah negara masih anggap enteng, merasa jauh dari tempat tinggalnya. Ada pula pendapat virus ini tak bisa bertahan di negara dengan cuaca panas.
Namun begitu wabah datang, semua kalang kabut. Negara-negara maju sekaliber Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, dan lain-lain pun takluk. Sedangkan Indonesia, pemerintah cenderung kedodoran.
Itupun, masih saja ada yang ngotot tak perlu takut virus corona, malahan menantang seolah hidup dan mati jadi kuasanya. Kalau memang keyakinannya sudah kaku, mestinya tak perlu mengajak orang lain menjemput petaka.
Pemerintah Indonesia tidak memilih langkah lockdown, namun pembatasan sosial atau social distancing. Yang dibutuhkan saat ini adalah kesadaran kolektif bahwa covid-19 berbahaya, penularannya orang ke orang serta mudah dan cepat.