Wabah Virus Corona
Karena Virus Corona, Pelatihan Menjahit untuk Difabel di Kabupaten Tegal Dihentikan Sementara
Menyikapi situasi penanganan virus Corona (Covid-19) di Indonesia termasuk di Kabupaten Tegal, Dinas Sosial dalam hal ini melakukan antisipasi dengan
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Menyikapi situasi penanganan virus Corona (Covid-19) di Indonesia termasuk di Kabupaten Tegal, Dinas Sosial dalam hal ini melakukan antisipasi dengan mengurangi kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Maka pelatihan menjahit bagi kaum difabel sementara waktu diberhentikan, Rabu (25/3/2020).
Kepala Dinsos Kabupaten Tegal, Nurhayati menjelaskan, langkah tersebut diambil mengingat jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau pun Orang Dalam Pantauan (ODP) di Kabupaten Tegal jumlahnya terus meningkat.
• BREAKING NEWS: Ibunda Presiden Joko Widodo, Sujiatmi Notomiharjo Meninggal
• Cerita Driver Ojol di ILC Soal Mbak Semalam yang Pesen Makan, Audiens Langsung Bertepuk Tangan
• Wali Kota Solo Hadi Rudyatmo dan Wakilnya Ritual Potong Gundul untuk Tolak Bala Virus Corona
• Kena PHK karena Wabah Virus Corona, Dapat Santunan Rp1 Juta Per Bulan Per Orang Selama 3 Bulan
Selain itu, juga sesuai peraturan Pemerintah yang menganjurkan untuk melakukan kegiatan di rumah atau pun mengurangi kegiatan di kerumunan.
Tujuannya tentu untuk menekan potensi penularan virus Covid-19.
"Pelatihan harusnya berlangsung selama 30 hari, namun karena ada imbauan dari Pemerintah untuk antisipasi Vitus Corona dan lockdown, akhirnya pelatihan menjahit bagi kaum difabel yang kami gagas ini hanya berlangsung 19 hari.
Sehingga kegiatan yang dimulai sejak 5 Maret ini harus kami tutup dahulu dan peserta bisa belajar mandiri di rumah," jelas Nurhayati, pada Tribunjateng.com, Rabu (25/3).
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 20 peserta kaum difabel ini, menyasar mereka yang masih produktif dan masih bisa beraktivitas seperti biasa.
Mengingat sementara waktu peserta melanjutkan belajar menjahit di rumah, Dinsos Kabupaten Tegal memberikan bantuan mesin jahit beserta alatnya masing-masing satu unit dan diantarkan ke rumah peserta.
"Secara umum anak-anak sudah bisa menjahit, dan pada pelatihan terakhir Selasa (24/3) kemarin mereka belum mendapat materi cara menjahit rok, daster, seprei, dan taplak meja.
Setelah kondisi membaik dan memungkinkan, kami akan melanjutkan materi yang belum sempat disampaikan," ujarnya.
Pada kesempatan ini, Nurhayati berharap, pelatihan menjahit tersebut bisa bermanfaat bagi perserta dan membekali mereka dengan keterampilan.
Sehingga mereka bisa mendapatkan kegiatan usaha produktif atau bekerja di perusahaan garmen, supaya bisa mendapatkan penghasilan untuk kemandirian masing-masing keluarga.
"Acara penutupan kegiatan menjahit dilakukan dengan penyerahan mesin jahit pada peserta.
Selain itu, diajarkan juga cara pemeliharaan dan membersihkan mesin jahit," imbuhnya (dta).