Wabah Virus Corona
Kini Jadi Negara dengan Pasien Corona Terbanyak, Amerika Sempoyongan Hingga Minta Bantuan Korsel
Kini Jadi Negara dengan Pasien Corona Terbanyak, Amerika Sempoyongan Hingga Minta Bantuan Korsel
Kini Jadi Negara dengan Pasien Corona Terbanyak, Amerika Sempoyongan Hingga Minta Bantuan Korsel
TRIBUNJATENG.COM - Wabah virus corona telah membuah banyak negara di seluruh dunia dalam kekalutan.
Termasuk negara adidaya sekelas Amerika saja sampai sempoyongan, tak kuasa menahan wabah yang begitu hebat yang entah kapan akan berakhir.
Menurut kabar terbaru menukil Al Jazeera pada Jumat (27/3/2020), Amerika ini pecahkan rekor dunia setelah China sebagai negara terbanyak dengan kasus corona.
• Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo: Kalau Sayang Keluarga, Tolong Jangan Mudik
• Penggali Kubur yang Layani Keluarga Presiden Jokowi Justru Protes Jika Dibayar, Ini Alasannya
• Kisah Desa yang Tenggelam di Demak, Tinggal 1 Keluarga yang Tinggal, Begini Cara Mereka Bertahan
• Sudjiwo Tedjo Minta Presiden Jokowi Cuti dan Maruf Amin Pimpin Lawan Virus Corona, Ini Alasannya
Saat ini China memiliki jumlah kasus di angka 81.700 disusul dengan Italia berjumlah 80.500 sementara Amerika dalam satu malam mendadak mengalami lonjakan besar.
Amerika kini berada di angka 85.000 kasus virus corona, negara dengan jumlah terbanyak di dunia kasus Covid-19.
Lonjakan ini menjadikan Amerika masuk dalam daftar negara terparah akibat pandemi yang telah membunuh lebih dari 24.000 penduduk dunia ini.
Alhasil, negara adidaya sekuat Amerika saja tak kuasa untuk menanggung beban wabah tersebut, hingga dilaporkan Presiden Donald Trump meminta bantuan ke Korea Selatan.
Menukil Asia One, Presiden Donald Trump mendesak Korea Selatan untuk memberikan bantuan pada AS, meskipun Korea Selatan sendiri juga tengah terpuruk akibat wabah ini.
Menurut laporan, Donald Trump melayangkan permintaan mendesak pada Koresel untuk mengorimkan peralatan medis ke Amerika.
Sementara Korea Selatan mengatakan, mereka berjanji akan mengirim peralatan medis mereka jika "masih" memiliki cadangan.
Setelah wabah besar muncul di Korea Selatan mereka meluncurkan pengujian luas.
Dalam beberapa hari dengan cepat meluncurkan program agresif untuk mengisolasi kasus yang dikonfirmasi lalu melacak mereka.
Ini membuatnya mendapat pujian karena memperlambat penularan virus corona dan membuatnya relatif sedikit dengan hanya 125 kematian.
Setelah itu jumlah infeksi juga menurun drastis per hari di bawah 100 selama 13 hari berturut-turut.