Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

Jika Jakarta Diisolasi, Bagaimana Nasib Warga Jateng di Sana? Ini Penjelasan Ganjar Pranowo

Jika Jakarta Diisolasi, Bagaimana Nasib Warga Jateng di Sana? Ini Penjelasan Ganjar Pranowo

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
Tribun Jateng/ Mamdukh Adi Priyanto
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memberikan keterangan terkait kondisi terkini wabah virus corona di Jateng. 

Jika Jakarta Diisolasi, Bagaimana Nasib Warga Jateng di Sana? Ini Penjelasan Ganjar Pranowo

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berharap wilayah-wilayah zona merah virus corona atau Covid-19 di Jabodetabek dimana terdapat banyak warga Jawa Tengah untuk segera diisolasi.

Hal itu menyusul banyaknya warga perantauan yang pulang kampung.

Ia mengungkapkan saat ini lebih dari 100 ribu warga telah pulang ke Jawa Tengah, terutama dari wilayah Jabodetabek.

Nella Kharisma Tersipu Malu Ketika Dory Penabuh Gendang Didi Kempot Akan Nafkahinya dan Anak-anak

Cara Login dan Isi Sensus Penduduk Online 2020 di sensus.bps.go.id, Besok Terakhir  

Penjara Rusuh & Polisi Sibuk Mengatur Lockdown Akibat Wabah Corona, Mafia Italia akan Bangkit Lagi?

Lain dari Biasanya, Respon Warga Saat Petugas Jemput Pasien Positif Corona di Majene

Padahal, daerah perantauan mereka telah ditetapkan sebagai zona merah.

Kini mereka tersebar ke berbagai daerah di Jateng.

"Kami mesti menggunakan cara yang logis, kemarin juga bincang dengan gugus tugas, kalau ada daerah zona merah itu bisa diisolasi.

Namun kami harus ngerti risiko dan bagaimana mengelola," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (30/3/2020).

Jika status isolasi ditetapkan, secara otomatis seluruh kehidupan keseharian warga jadi tanggung jawab pemerintah setempat, termasuk warga Jateng yang berada di sana.

Dari makan, biaya kesehatan sampai jaminan sosial.

Namun, Ganjar pun telah menyiapkan sharing anggaran sebagai dana respon pandemik.

"Usulannya sih, jika warga tidak mudik maka masing-masing provinsi harus ngopeni (mengurus). Kalau daerah itu kekurangan atau keberatan, perlu kita iuran.

Pak ini masyarakat Jawa Tengah banyak di sini, sudahlah demi kesehatan kita kunci. Yuk kita iuran jika itu berat," ujarnya.

Menurutnya, harus ada jaring pengaman sosial dan ekonomi bersama tanpa membedakan suku maupun wilayah asal.

Selain anggaran dari pemerintah, sektor lain yang bisa digerakkan secara optimal untuk mendukung isolasi wilayah itu yakni dari perusahaan dan filantropis.

"Ini bukan hanya urusan Jateng, Jabar atau manapun Jakarta, ini urusan kita bersama. Mari kita sharing APBD, filantropis dan lainnya kita gerakkan. Mari kita bersama," tegasnya.

Pemprov Jateng telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 1,4 triliun.

Anggaran tersebut digunakan untuk mengamankan jaring sosial dan ekonomi di tengah wabah.

Untuk memperjelas langkah ketika suatu wilayah ditetapkan untuk isolasi, kata dia, dalam waktu dekat pemerintah pusat akan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai landasan.

Dirinya intensif berkomunikasi dengan pemerintah pusat.

Ada beberapa hal yang tengah disiapkan, yakni pertama soal menyelematkan ekonomi, penyelamatan sosial dan masyarakat.

Agar skenario itu bisa dilakukan secara optimal, Ganjar berharap seluruh elemen pemerintahan sampai paling bawah turut bergerak.

"Kita punya instrumen bagus bernama dasa wisma yang bisa diatur kelurahan.

Sistem pemerintahan mesti berjalan dan pasti bisa mengkarantina.

Kelurahan atau desa diminta mendata. Kalau ini zona merah, Anda jangan keluar, biar kami yang ngurus, Anda tidak akan kelaparan. Saya rasa itu akan selesai," katanya.

Beberapa hari sebelumnya, Ganjar Pranowo meminta kepada seluruh diaspora Jateng atau perantau untuk tidak mudik.

Para pekerja yang ada di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Jabar, Jatim, Bali dan lainnya diminta menetap di lokasi masing-masing.

"Saya sarankan untuk warga Jateng yang sedang bekerja untuk tidak mudik."

"Saya doakan anda semua sehat, tapi kalau tidak sehat dan terjangkit virus corona, maka anda bisa menularkan kepada keluarga tercinta di rumah, kan kasihan," kata Ganjar dalam keterangan pers, Jumat (27/3/2020).

Menurutnya, dari hasil tracing yang dilakukan terhadap pasien positif corona di Jateng, ditemukan beberapa tertular dari daerah lain.

Misalnya, yang meninggal di Solo, itu terjangkit usai mengikuti acara seminar di Bogor.

"Kami mengecek satu persatu, beberapa yang positif corona di Jateng itu dari luar."

"Jadi, persebaran virus ini sangat cepat sekali. Demi keluarga tercinta di rumah, tolong tidak mudik dulu," tegasnya.

Tidak hanya imbauan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Gubernur DKI, Gubernur Jabar dan Ketua Gugus Tugas Covid-19 di Jakarta untuk menghindari masyarakat mudik.

Koordinasi dilakukan agar masing-masing daerah melakukan pengawasan dengan ketat.

"Mari bantu pemerintah agar penyakit ini bisa cepat berlalu."

"Tolong yang di Jakarta, di Jabar atau di manapun, jangan pulang dulu.

"Kita bantu DKI, Jabar dan daerah lainnya dengan tetap berada di tempat agar mudah dikontrol," ujarnya.

Pemerintah, lanjutnya, sedang menggodok aturan mengenai larangan mudik.

Sambil menunggu kepastian, Ganjar mengimbau kepada masyarakat untuk sadar dan tidak mudik.

"Kalau alasannya mudik hanya untuk bertemu orang tua atau keluarga, hanya membelikan pakaian, itu semua tidak ada manfaatnya jika ada potensi penularan."

"Mari kita menahan diri sebentar, kita lawan virus corona ini bersama-sama," katanya.

Selain demi keluarga, Ganjar juga meminta masyarakat melihat bagaimana perjuangan para tenaga medis yang saat ini sedang berjuang merawat pasien corona.

"Lihatlah mereka yang setiap hari fight melawan virus ini."

"Mereka berjuang mati-matian, waktunya habis, nyawa menjadi taruhannya dan keluarga tercinta ditinggal di rumah."

"Mari kita bantu, mari kota kompak agar musibah ini bisa segera dikendalikan," imbuhnya. (mam)
 

--

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved