Wabah Virus Corona
10 Orang Meninggal Terinfeksi Corona setelah Hadiri Tabligh Akbar, Peserta Terlantar karena Lockdown
10 Orang Meninggal Terinfeksi Corona setelah Hadiri Tabligh Akbar India, Peserta Terlantar karena Lockdown
10 Orang Meninggal Terinfeksi Corona setelah Hadiri Tabligh Akbar India, Peserta Terlantar karena Lockdown
TRIBUNJATENG.COM - Tabligh akbar di India yang dihadiri ribuan orang, diduga berkaitan dengan lusinan kasus baru virus corona dan beberapa korban meninggal.
Acara besar keagamaaan ini digelar di pusat agama Islam Nizamuddin di sebelah barat Delhi.
Dilansir dari AFP, beberapa peserta kembali ke negara bagian setelah acara, tetapi banyak yang terjebak tidak bisa pulang karena transportasi umum ditutup sesuai peraturan lockdown.
• Setelah Amerika Babak Belur, Donald Trump Bicara Berbeda Soal Virus Corona : Itu Ganas
• WHO Sebut Virus Corona di Asia Baru Permulaan: Ini Akan Jadi Pertempuran Jangka Panjang
• Pedoman Mengurus Jenazah Korban Corona Sesuai Fatwa MUI, Pemakaman Boleh Dalam Satu Liang
• Hujan Mengguyur saat Bob Hasan Dimakamkan di Ungaran, Keluarga: Kankernya Menyebar Sampai Tulang
Pada Senin (30/3/2020) dan Selasa sore (31/3/2020) jalanan di dekat Nizamuddin didatangi para petugas dengan baju hazmat.
Lebih dari 1.000 orang dibawa polisi dengan bus, lalu 335 orang dirawat di rumah sakit dan sisanya dikarantina.
Keterangan itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Delhi Satyendar Jain, dikutip dari AFP.
Setidaknya 10 peserta, termasuk 6 di negara bagian Telangana selatan dan 3 di Delhi, meninggal akibat Covid-19 dalam beberapa hari terakhir, kata pihak berwenang.
Media Press Trust of India menyebutkan, sekitar 8.000 orang mengambil bagian dalam acara tersebut.
Kemudian pejabat Telangana mengatakan setidaknya 1.000 peserta berasal dari negara bagian mereka.
Menyebar ke negara bagian lain
Kasus di negara bagian dan teritori lain juga dikaitkan dengan pertemuan tersebut.
Pejabat Delhi memperkirakan hampir 300 orang asing menghadiri pertemuan itu, menurut laporan dari Press Trust of India.
Saat ini keberadaan mereka masih dilacak.
"Sebuah kejahatan berat telah dilakukan," kata Jain tentang acara itu, yang terjadi ketika pemerintah Delhi menerapkan pembatasan pertemuan besar sejak 13 Maret.