Wabah Virus Corona
10 Peserta Tabligh Akbar di India Meninggal Dunia karena Terinfeksi Virus Corona
Lebih dari 1.000 orang dibawa polisi dengan bus, lalu 335 orang dirawat di rumah sakit dan sisanya dikarantina.
TRIBUNJATENG.COM, NEW DELHI - Ribuan orang menghadiri tabligh akbar di India.
Acara itu diduga berkaitan dengan lusinan kasus baru virus corona Covid-19 dan beberapa korban meninggal.
Acara besar keagamaaan ini digelar di pusat agama Islam Nizamuddin di sebelah barat Delhi.
• Viral Tukang Parkir Pura-pura Arahkan Mobil, Parkiran Kosong Terdampak Wabah Corona
• Paru-paru Jadi Incaran Virus Corona, Konsumsi 5 Makanan Ini untuk Menjaga Kesehatannya
• WHO Sebut Virus Corona di Asia Baru Permulaan: Ini Akan Jadi Pertempuran Jangka Panjang
• Aurelia Pengemudi Cantik Mabuk Honda Brio Penabrak Andre Hingga Tewas Ditahan Polisi : Minum Soju
Dilansir dari AFP, beberapa peserta kembali ke negara bagian setelah acara, tetapi banyak yang terjebak tidak bisa pulang karena transportasi umum ditutup sesuai peraturan lockdown.
Pada Senin (30/3/2020) dan Selasa sore (31/3/2020) jalanan di dekat Nizamuddin didatangi para petugas dengan baju hazmat.
Lebih dari 1.000 orang dibawa polisi dengan bus, lalu 335 orang dirawat di rumah sakit dan sisanya dikarantina.
Keterangan itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Delhi Satyendar Jain, dikutip dari AFP.
Setidaknya 10 peserta, termasuk 6 di negara bagian Telangana selatan dan 3 di Delhi, meninggal akibat Covid-19 dalam beberapa hari terakhir, kata pihak berwenang.
Media Press Trust of India menyebutkan, sekitar 8.000 orang memgambil bagian dalam acara tersebut.
Kemudian pejabat Telangana mengatakan setidaknya 1.000 peserta berasal dari negara bagian mereka.
Menyebar ke negara bagian lain
Kasus di negara bagian dan teritori lain juga dikaitkan dengan pertemuan tersebut.
Pejabat Delhi memperkirakan hampir 300 orang asing menghadiri pertemuan itu, menurut laporan dari Press Trust of India.
Saat ini keberadaan mereka masih dilacak.
"Sebuah kejahatan berat telah dilakukan," kata Jain tentang acara itu, yang terjadi ketika pemerintah Delhi menerapkan pembatasan pertemuan besar sejak 13 Maret.