Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Harga Emas Hari Ini

Harga Emas Hari Ini: Harga Emas Antam Terjun Bebas Rp13 Ribu

Harga emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk alias Antam terjun bebas pada perdagangan awal April 2020

tribunjateng/ruth novita lusiani
Petugas menunjukkan emas Antam 25 gram, di Butik Emas Logam Mulia, Jalan Pemuda No 150 Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM - Harga emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk alias Antam terjun bebas pada perdagangan awal April 2020 setelah sempat berada di titik tertinggi sepanjang sejarah Rp924 ribu per gram.

Memantau situs logammulia, Rabu (1/4/2020), emas antam dibanderol Rp911 ribu per gram turun Rp13 ribu dari perdagangan sebelumnya.

Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh pihak Antam juga turun tajam Rp14 ribu menjadi Rp818 ribu per gram.

Harga emas buyback akan dikenakan Pajak Penghasilan pasal 22 atau transaksi buyback sesuai dengan PMK No.34/PMK.10/2017.

Hotline Semarang: Kesulitan Pendaftaran Pergantian e-KTP

Setelah Amerika Babak Belur, Donald Trump Bicara Berbeda Soal Virus Corona : Itu Ganas

Kecelakaan Turunan Flyover Kretek: Nyawa Tobari Melayang Usai Turun dari Angkot

Eddies Adelia Menikah Kembali dengan Mantan Suami Ferry Setiawan

Penjualan kembali emas batangan PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp10 juta akan dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen (untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP).

Perlu diketahui selama masa pandemi Covid-19, manajemen perusahaan menutup seluruh gerai Butik Emas Logam Mulia Antam di Indonesia.

Operasional Butik Emas Logam Mulia Antam berhenti sementara terhitung mulai 30 September hingga 4 April 2020.

Penutupan sementara ini karena untuk menghentikan mata rantai virus corona (covid-19).

“Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan bersama, terutama untuk sobat mulia yang mimin sayangi dari penyebaran Covid-19.

Layanan transaksi seperti transaksi pembelian, buyback, pendaftaran BRANKAS LM dan pembelian online di Seluruh Butik Emas LM sementara waktu tidak beroperasi, mulai tanggal 30 Maret - 4 April 2020,” tulis keterangan resmi antam logam mulia.

Meski begitu, investor masih tetap bisa melakukan transaksi pembelian dan penjualan melalui www.brankaslm.com dengan pencairan dana ditransfer.

Corona, Bursa Efek dan Saham Blue Chip

Virus Corona baru (Covid-19) yang menyebar begitu cepat ke seluruh dunia telah “mengacaukan” bursa saham global. Dalam sebulan terakhir, indeks bursa di berbagai negara tersandera di teritori negatif.

Gejolak pasar saham ini diprediksi akan terus berlanjut selama penanganan virus Corona belum menunjukkan hasil yang positif.

Hal itu membuat para pelaku pasar lebih selektif dalam mengoleksi saham.

"Dalam kondisi seperti ini investor cenderung memilih saham blue chip berkapitalisasi pasar besar sebab rata-rata emiten ini memiliki fundamental bisnis yang baik," ujar Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee Hans, Rabu (1/4/2020).

Karena itu, walaupun saham-saham blue chip tersebut terkoreksi, investor tetap optimistis jika kondisi membaik maka harga saham emiten itu akan melonjak.

Terutama, jika bisnis emiten itu terkait dengan hajat hidup orang banyak. Apalagi, saham-saham blue chip boleh dibilang sudah terkoreksi cukup dalam.

Peluang menarik itu diakui Hans Kwee. Menurut dia, meskipun indeks turun, tetapi banyak saham yang punya valuasi menarik.

“Karena itu ketika terjadi koreksi di pasar dapat kembali dilakukan akumulasi beli,” ujarnya.

Namun, kata dia, saham yang dibeli harus punya valuasi menarik dan prospek pertumbuhan jangka menengah hingga panjang sehingga potensi mengalami kenaikan.

“Kuncinya harus lihat apakah perusahaannya besar, hal itu perlu karena biasanya cepat recovery karena cash-nya kuat. Selain itu, juga jangan yang punya utang yang besar. Tapi juga perlu lihat yang punya potensi pertumbuhan ke depannya,” ujar Hans.

Sebagai gambaran, indeks harga saham gabungan (IHSG) terus mengalami tekanan pada bulan Maret 2020 akibat pandemi corona. Indeks anjlok dari 5.650,14 pada tanggal 4 Maret 2020 ke 4.414,5 pada 30 Maret 2020.

Ketika IHSG berbalik arah ke teritori positif pada Jumat (27/3/2020), sejumlah saham unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI) meroket di antaranya saham PT Astra International Tbk (ASII) mencatat persentase tertinggi dalam 10 top gainer dengan kenaikan 12,7 persen (Rp 460) ke level Rp 4.080 dan kapitalisasi pasar Rp 165,1 triliun.

Astra Internasional

Sebagaimana diketahui, ASII merupakan holding company dari sejumlah perusahaan yang bergerak antara lain di bidang otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan konstruksi dan energi, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, serta properti.

Astra International Tbk pada tahun 2019 lalu membukukan laba bersih Rp 21,7 triliun atau naik tipis 0,18 persen dari tahun 2018 yang mencapai Rp 21,67 triliun. Sedangkan, pendapatan bersih konsolidasi grup pada 2019 turun 1 persen menjadi Rp 237,2 triliun.

Dari sektor perbankan, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencacat kenaikan 10,51 persen (Rp 470) ke level Rp 4.940 dengan kapitalisasi pasar Rp 228,2 triliun.

Di sektor telekomunikasi, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 3,69 persen (Rp 110) ke kisaran Rp 6.800 dengan kapitalisasi pasar Rp 306,1 triliun.

Selanjutnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 0,36 persen (Rp 25) mencapai Rp 6.800 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 259,4 triliun. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Corona, Bursa Efek, dan Saham Blue Chip

WABAH CORONA: Perekonomi Lesu, Sektor Makanan Diminta Tingkatkan Produksi

Bagaimana Merawat Pasien Positif Corona di Rumah? Jangan Takut, Ikuti Prosedur WHO Ini

Polisi ini Dipukul dan Dicaci-maki saat Sosialisasikan Pencegahan Corona, Ini Pengakuan Teman Pelaku

Peserta Ijtima Jemaah Tabligh PDP Corona Asal Magelang Meninggal

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved