Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

Seminggu Pulang dari Jakarta Meninggal Dunia di RSUD Soeselo Tegal Menunggu Hasil Uji Laboratorium

Meninggalnya seorang warga Desa Karangjambu, Kecamatan Balapulang, di RSUD dr. Soeselo hari Minggu (29/3), masih harus menunggu hasil lab

desta leila kartika
Foto Direktur RSUD dr. Soeselo Slawi, dr Guntur Muhammad Taqwin. 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Penyebab meninggalnya seorang warga Desa Karangjambu, Kecamatan Balapulang, di RSUD dr. Soeselo hari Minggu (29/3), belum bisa dipastikan karena masih harus menunggu hasil uji laboratorium.

Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur RSUD dr. Soeselo Slawi, dr. Guntur Muhammad Taqwin, di ruang kerjanya Rabu (1/4/2020) pagi ini.

Sebelumnya ramai diperbincangkan di masyarakat jika kematian pasien laki-laki berusia 36 tahun tersebut karena infeksi Covid-19.

Hal ini terjadi lantaran pasien tersebut termasuk kategori Orang Dalam Pantauan (ODP), karena baru datang dari Jakarta seminggu sebelumnya.

Riwayat Perjalanan PDP Positif Corona 05 di Banyumas, Sempat Bepergian ke Jakarta

Kim Il-soon: Anak Lihat Potongan Lengan hingga Mayat Tahanan Politik Dijadikan Pupuk Tanah Gersang

Aurelia Margaretha, Mahasiswi Mabuk Soju Tabrak Pejalan Kaki hingga Tewas & Jambak Istri Korban

Hindari Pemeriksaan, Banyak Pemudik Turun di Pinggir Jalan, Bupati Sragen Surati PO Bus

“Saat datang ke rumah sakit, langsung kami tetapkan statusnya sebagai ODP karena dari tracking diketahui pasien baru datang dari Jakarta," kata Guntur, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Rabu (1/4).

Guntur menuturkan, jika ada pasien dengan gejala klinis seperti demam tinggi dan memiliki riwayat perjalanan dari wilayah zona merah, maka protokol kesehatannya secara otomatis menempatkan yang bersangkutan sebagai ODP.

“Pasien tersebut datang ke IGD dengan kondisi demam dan tensi tinggi. Sebelum meninggal, pasien sempat mengalami penurunan kesadaran dan keluar pendarahan dari mulut dan hidung," jelasnya.

Guntur mengungkapkan, sejak kedatangannya di ruang isolasi IGD, pasien ini akan dipindahkan ke ruang isolasi ICU.

Namun karena penuh, sudah terisi pasien Pasien Dalam Pengawasan (PDP), oleh dokter jaga IGD, pasien dipindahkan ke ruang isolasi Palm.

“Saat di ruang isolasi Palm inilah pasien mengalami henti jantung sehingga oleh tim medis dilakukan tindakan resusitasi jantung paru-paru, dengan pemberian oksigen dan obat-obatan emergency, namun tetap tak tertolong," tuturnya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, tim dokter pun telah mengambil sampel lendir tenggorokan pasien, dan mengirimkannya ke laboratorium kesehatan di Yogyakarta.

Sementara untuk pengurusan jenazahnya, pihaknya telah menerapkan standar operasional prosedur penanganan jenazah pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

“Pada kasus ini, kita terapkan prosedur penanganan Covid-19 sebagai antisipasi kemungkinan terburuk pasien terpapar virus Corona, meskipun jika dilihat dari gejala klinisnya, kematian pasien lebih disebabkan komplikasi penyakit seperti jantung ataupun stroke yang memicu pecahnya pembuluh darah.

Termasuk TB paru karena dari penelusuran kami ke keluarganya, ada riwayat pasien untuk pengobatan penyakit ini," ungkapnya.

Guntur pun menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak perlu menstigma pasien ini meninggal karena terinfeksi Covid-19, karena memang hasil tesnya belum keluar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved